BRISTOL – Pelatih Bristol Rovers, Matt Taylor, mengaku tak ingin kehilangan Elkan Baggott. Meski minim kesempatan bermain bersama Ipswich Town, ia menilai sang pemain memberikan kontribusi selama menjalani peminjaman.
Baggott meninggalkan Ipswich Town pada Januari 2024 dengan status pinjaman. Bek Timnas Indonesia itu dipinjamkan ke Bristol Rovers untuk mendapatkan menit bermain lebih banyak.
Bersama Bristol Rovers, Baggott kerap tampil sejak menit awal. Pemain berusia 21 tahun itu sudah tampil selama 946 menit dari 13 pertandingan serta mencetak satu gol dan satu assist.
Sementara, League One atau kasta ketiga Liga Inggris tinggal menyisakan satu pertandingan lagi sehingga Tyler sudah memikirkan rencana musim depan. Ia mengaku tak ingin kehilangan pemain-pemain yang dipinjam termasuk Baggott.
"Siapa pun yang tampil seperti itu selalu ingin Anda pertahankan sebagai pelatih," kata Taylor dikutip dari Bristol Live, Selasa (23/4/2024).
Pria asal Inggris itu mengatakan Bristol Rovers akan mencoba berbicara dengan Ipswich Town untuk melihat peluang mendapatkanya kembali. Namun, ia menilai tujuan terpenting adalah menyelesaikan musim dengan baik tanpa mengalami cedera dan kembali ke klub asal.
"Kami akan melakukan percakapan itu lebih jauh di masa mendatang, tetapi hal pertama yang pertama baginya adalah menyelesaikan musim ini dengan baik, tetap bugar dan sehat dan kemudian dia akan kembali ke klub induknya yang liganya masih berlangsung dan melihat ke mana itu akan membawanya," ujar Taylor.
Meski minim mendapatkan kesempatan tampil bersama Ipswich Town, Taylor menilai Baggott mampu memberikan kontribusi lebih dalam masa peminjamannya di Bristol. Selain itu, ia menilai pemain kelahiran Bangkok tersebut lebih banyak menghabiskan waktu bersama Timnas Indonesia yang memiliki perbedaan dalam permain dengan kompetisi di Inggris.
"Ini adalah contoh sempurna dari seorang pemain pinjaman yang memiliki, tidak adanya aktivitas sepakbola yang tepat, sepakbola kompetitif untuk paruh pertama musim ini, dia jelas pergi dengan Indonesia di sebuah turnamen yang sama sekali berbeda dengan Stevenage dan kerasnya League One," pungkasnya.
(Wikanto Arungbudoyo)