JAKARTA - Radja Nainggolan mengakui berkarier di luar negeri alias abroad bukan hal yang mudah bagi pemain muda. Dia mengungkap satu faktor yang menyebabkan pemain Indonesia sulit merantau ke luar negeri.
Tak dipungkiri, para pemain abroad mampu mengangkat level Timnas Indonesia. Sebagaimana diketahui, skuad Garuda saat ini dihuni oleh para pemain abroad, mulai dari Marselino Ferdinan (KMSK Deinze), Pratama Arhan (Tokyo Verdy), Asnawi Mangkualam (Jeonnam Dragons), Elkan Baggott (Ipswich Town), Saddil Ramdani (Sabah FC) serta sejumlah punggawa naturalisasi.
Berkarier di luar negeri menjadi pilihan terbaik bagi pemain untuk meningkatkan kualitas permainan. Namun terdapat stigma pemain Indonesia selalu ogah merantau ke luar negeri dan memilih tetap berkarier di Tanah Air.
Banyak faktor yang menjadi penyebab pemain Indonesia sulit abroad. Zona nyaman yang meliputi gaji fantastis dan kedekatan dengan keluarga terus disebut-sebut sebagai penyebab utama oleh pencinta sepak bola tanah air.
Radja mengungkap faktor lain yang membuat pemain Indonesia sulit abroad, yakni minimnya dukungan orang-orang sekitar termasuk keluarga. Menurut eks pemain Inter Milan itu, minimnya dukungan orang sekitar tidak hanya dirasakan pesepakbola Indonesia, melainkan juga pemain-pemain di Eropa.
“Ya kesulitannya di usia itu, saya memiliki banyak kesulitan karena pergi ke negara lain tidak mudah, saya harus cukup kuat, saya pikir untuk orang-orang Indonesia, mereka harus pergi ke luar Indonesia,” kata Nainggolan, dikutip pada Jumat (10/11/2023).
“Tapi memang sulit, misal ada keluarga yang tidak setuju, jadi memang butuh banyak dukungan dari orang-orang di sekeliling Anda, saya di usia itu, pergi ke Italia, saya merasa dicintai oleh orang di sekeliling saya,” imbuh pria asal Belgia itu.
Nainggolan menambahkan butuh keberanian bagi seorang pemain untuk menghadapi pihak keluarga yang menentang keputusan bermain di luar negeri. Sebab, tidak didukung keluarga, terutama orang tua, untuk abroad merupakan risiko yang harus diambil.
“Dan ada orang-orang yang mendukung pilihan saya (berkarier di Italia), saya pernah berpikir ingin menjadi pemain terbaik di dunia,” ujar sang duta Piala Dunia U-17 2023.
“Saya memang bukan yang terbaik, tapi itu mendorong saya untuk menjadi lebih baik, ini yang bisa saya sampaikan, untuk pemain muda, Anda harus mengambil resiko jika Anda memang ingin,” tutupnya.
(Wikanto Arungbudoyo)