JAKARTA – Pencinta sepakbola Tanah Air kerap membandingkan Timnas Indonesia versi local pride yang berisi tanpa pemain keturunan dengan timnas yang diperkuat naturalisasi. Perdebatan itu pun ternyata telah sampai ke telinga pelatih Timnas Indonesia, Shin Tae-yong.
Mendengar polemic tersebut, Shin Tae-yong pun meminta agar tidak ada lagi perdebatan tersebut. Sebab ia tak mau pemainnya dibedakan, termasuk cara setiap pelatih dalam membangun timnya.
Ya, perdebatan antara pemain lokal dan naturalisasi masih saja bising terdengar. Ada yang menilai para pemain naturalisasi mampu meningkatkan level Timnas Indonesia, tapi ada juga pihak yang merasa seharusnya skuad Garuda berisikan para pemain lokal yang lahir dan besar di Tanah Air.
Perdebatan itu bermula ketika Bima Sakti sukses membantu Timnas Indonesia U-16 juara Piala AFF U-16 2022. Lalu Indra Sjafri pun juga berhasil meraih medali emas SEA Games 2023 bersama Timnas Indonesia U-22. Kala itu keduanya sama-sama mengandalkan para pemain lokal.
Lalu datanglah kegagalan Timnas Indonesia U-24 di Asian Games 2023 lalu. Ketika itu, tim asuhan Indra Sjafri yang didominasi pemain lokal gagal total dengan hanya mampu mencapai babak 16 besar.
Permainan Timnas Indonesia U-24 di ajang itu juga dikritik lantaran kurang menghibur. Berbanding terbalik, Timnas Indonesia U-23 dan senior yang dihuni pemain naturalisasi mampu tampil apik, baik pada ajang Kualifikasi Piala Asia U-23 2024, FIFA Matchday maupun Kualifikasi Piala Dunia 2026.
Terlebih lagi, performa Pratama Arhan di Kualifikasi Piala Dunia 2026 kontra Brunei Darussalam menuai sorotan. Banyak yang menyebut penampilan Arhan tidak lebih baik dari pemain naturalisasi di pos bek kiri, Shayne Pattynama.
