TIMNAS Malaysia berpotensi kehilangan puluhan poin di FIFA Matchday September dan Oktober 2023, sedangkan Timnas Indonesia berpeluang melesat ke ranking 144 FIFA. Kok bisa? Begini perhitungannya.
Skuad Harimau Malaya –julukan Malaysia– bakal menghadapi lima kontestan Piala Asia 2023 pada FIFA Matchday September dan Oktober 2023. Secara ranking FIFA, lawan-lawan yang dihadapi skuad asuhan Kim Pan-gon berada di atas mereka (Malaysia kini menempati peringkat 136 dunia).
Di FIFA Matchday September 2023, Malaysia ditantang Suriah (94) dan China (80). Kemudian pada Oktober 2023, Malaysia akan menghadapi dua dari tiga negara yang mereka undang di Piala Merdeka 2023, yakni Palestina (96), India (99) dan Lebanon (100).
Potensi Malaysia terpeleset dalam laga-laga di atas sangat besar, terkhusus ketika dihadapkan tim-tim Asia Barat seperti Suriah, Palestina dan Lebanon. Sebab, semenjak ditangani Kim Pan-gon pada awal 2022, Malaysia pernah dikalahkan di kandang sendiri oleh tim asal Asia Barat, Bahrain (86).
Jika Malaysia rontok dalam empat laga, atau setidaknya hanya mendapatkan satu imbang dan tiga kalah dari empat pertadingan, Dion Cools dan kawan-kawan bisa kehilangan 15-20 poin. Kondisi itu membuat Malaysia bisa terjun bebas dari peringkat 136 dunia dengan 1,091.57 angka.
Bagaimana dengan Timnas Indonesia? Skuad asuhan Shin Tae-yong akan melakoni tiga pertandingan pada September dan Oktober 2023.
Setelah menghadapi Turkmenistan pada 8 September 2023, skuad Garuda akan menantang Brunei Darussalam dalam dua laga Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia. Jika memenangkan tiga laga ini, Timnas Indonesia bakal meraup 23,13 poin di ranking FIFA. Kemenangan atas Turkmenistan dihargai 5,41 poin, sedangkan dua kemenangan atas Brunei (17,72 poin).
Jika kondisi di atas terjadi, poin FIFA Timnas Indonesia meningkat dari awalnya 1,047.46 poin menjadi 1,070.59. Kondisi itu membuat Timnas Indonesia bisa naik enam anak tangga dari peringkat 150 ke 144 dunia.
Jadi kelar laga Oktober 2023, apakah peringkat FIFA Timnas Indonesia bakal memepet Malaysia? Peluang itu sangat besar terjadi.
(Ramdani Bur)