ALASAN mengapa klub Indonesia tidak membangun stadion sendiri akan diulas oleh Okezone. Stadion pun menjadi salah satu permasalahan tersendiri di liga Indonesia.
Mulai dari izin sewa, harga sewa, hingga sarana prasarana stadion yang kurang memadai dihadapi tim-tim di liga Indonesia. Contoh saja Persija Jakarta, dalam beberapa tahun belakangan, mereka harus menjadi klub musafir.
Hal itu biasanya karena Macan Kemayoran tidak mendapat izin untuk memakai Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Jakarta. Alhasil, Persija harus mencari venue lain, seperti Stadion Patriot Candrabaga di Bekasi, Stadion Pakansari di Bogor, bahkan hingga Stadion Manahan di Solo.
Permasalahan stadion itu sejatinya tidak lepas karena klub-klub di Indonesia tidak memiliki stadion sendiri. Tercatat, hanya Bhayangkara FC yang memiliki stadion sendiri, yakni Stadion Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian PT Inka yang dimiliki oleh Kepolisian Republik Indonesia.
Mayoritas stadion di Indonesia dikelola oleh pemerintah kota wilayah setempat. Klub-klub asal kota tersebut PUN menyewa stadion milik pemerintah untuk menjadi homebase mereka.
Lantas, mengapa klub-klub Indonesia tidak membangun stadion sendiri? Jawabannya adalah biaya pembangunan dan biaya perawatan stadion sangatlah besar.
Contoh saja Stadion Batakan di Balikpapan yang diresmikan pada 2017. Biaya pembangunan stadion tersebut mencapai angka Rp1,3 miliar.
Angka tersebut tentunya sangat besar untuk dikeluarkan oleh tim-tim Indonesia yang lebih memprioritaskan untuk hal lain seperti gaji pemain dan sebagainya. Jika kita berkaca pada stadion di luar negeri, mayoritas stadion milik klub adalah dibangun oleh sponsor.