Totti bisa bermain sebagai gelandang serang, striker pendukung, hingga second striker. Hal ini, membuat Totti dikenal sebagai gelandang serang yang terampil dan pengetahuan yang baik. Ditambah lagi, Totti memiliki kekuatan yang sangat baik di kedua kakinya. Dan yang paling penting, Totti mampu mencetak gol dimanapun posisi yang ia tempati.
Sayangnya, kemampuan luar biasa Totti sedikit tercoreng karena sifatnya yang tempramen. Bahkan dirinya menjadi pengoleksi kartu merah terbanyak keenam sepanjang sejarah Serie A.
Kehebatan Totti bersama AS Roma memang sudah tidak dapat diragukan lagi. Kehebatan yang ia miliki membuatnya banyak mendapat julukan mulai dari The Golden Boy, The King of Rome, The Big Baby, d'Kapten, dan The Gladiator oleh berbagai media Italia.
Pada Juni 2001, Totti berhasil mengantarkan Roma meraih scudetto setelah menunggu 18 tahun lamanya sekaligus gelar Serie A ketiga untuk Roma. Pada 2004, Totti dinobatkan dalam FIFA 100, sebuah penghargaan untuk legenda hidup yang dipilih oleh Pele.
Pada musim 2005-2006, Roma pernah mengalami badai cedera yang membuat mereka minim striker. Untuk itu, Totti ditempatkan di posisi false nine karena kelebihannya dalam membaca permainan, membuka ruang dan memberikan operan. Dengan posisinya yang selalu bergerak, Totti berhasil membuat banyak celah untuk timnya bisa mencetak gol.
Di level internasional, Totti mulai dari tim muda Italia. Totti berhasil mencapai final kejuaraan UEFA U-16 1993. Setelah sukses di U16, U19, dan U21 Gli Azzurri, Totti mulai dipromosikan ke tim senior Timnas Italia. Total, Totti mencatatkan 58 caps sepanjang 1998 hingga 2006 dengan torehan 9 gol dan 24 assist.
Pada Piala Eropa 2000, Totti berhasil tampil apik bersama Italia. Pada Piala Dunia, Italia gagal total dan pada EURO 2004 Italia berhasil mencapai semifinal. Pada 2006, Totti harus berjuang melawan cedera agar dapat tampil di Piala Dunia. Meski sempat diragukan, Totti berhasil tampil penuh pada semua pertandingan dan mengantarkan Gli Azzuri meraih trofi Piala Dunia mereka. Dan setelah itu, Totti memutuskan untuk pensiun dari Timnas Italia.
Melihat kegemilangan Totti, sepanjang sejarah ada banyak klub elit eropa yang ingin mendatangkannya. Salah satu yang terbesar adalah Real Madrid. Meski sempat tergoda untuk hijrah ke Bernabeu, Totti memutuskan untuk tetap di Roma.