5 Kutukan yang Paling Fenomenal di Sepakbola, Nomor 1 Bikin Juventus Tak Kunjung Juara Liga Champions!

Hakiki Tertiari , Jurnalis
Minggu 12 Maret 2023 17:29 WIB
Berkut 5 kutukan fenomenal yang ada di sepakbola dunia (Foto: Reuters)
Share :

ADA 5 kutukan yang paling fenomenal di sepakbola. Salah satunya berkaitan dengan kegagalan Juventus meraih Liga Champions dalam beberapa kurun waktu terakhir ini.

Ya, sepakbola bukan hanya soal pertandingan sengit antar kedua tim, yang bertanding di lapangan saja. Ada sisi menarik lainnya dari sepakbola, seperti mitos ataupun kutukan yang menimpa sebuah tim.

Menariknya, kutukan yang menimpa sebuah tim, tampak menjadi “kenyataan” yang berlanjut sampai saat ini. Lantas, apa saja kutukan paling fenomenal di sepakbola?

Berikut 5 kutukan yang paling fenomenal di sepakbola:

5. Bayer Leverkusen Tak Juara Sejak 1992-1993


Dimulai dari kutukan Bayer Leverkusen, yang nihil juara sejak musim 1992-1993. Ya, di balik kegagalan Bayer Leverkusen juara itu, ada kutukan yang melekat dari para suporter tercintanya sendiri.

Fans mereka menyebut tim tersebut sebagai Bayer Neverkusen. Neverkusen merupakan kata yang diambil dari bahasa inggris never atau tidak akan pernah. Benar saja, sejak juara DFB Pokal 1992-193, Bayer Leverkusen tidak pernah menjuarai kompetisi major apapun di Jerman sampai saat ini.

4. Birmingham City 100 Tahun Tanpa Gelar Major


Kemudian ada kutukan dari kaum Gipsi di Birmingham, Inggris terhadap klub lokal di sana yaitu Birmingham City. Kutukan dilontarkan kaum Gipsi, sebab Birmingham City mengusir tempat tinggal mereka untuk mendirikan Stadion St Andrew pada 1906.

Singkatnya, kaum Gipsi tak terima dengan usiran itu. Oleh karena itu, kaum Gipsi mengutuk Birmingham City tak akan mendapat trofi major selama 100 tahun ke depan. Benar saja, Birmingham City baru menjuarai trofi bergengsi yaitu Piala Liga Inggris setelah tahun 2006, tepatnya musim 2010-2011.

3. Kutukan Juara Bertahan Piala Dunia

Tak hanya di level klub, kutukan tampak berlaku untuk Tim Nasional (Timnas). Ya, ada kutukan yang menyebutkan sebuah negara tidak akan jadi juara Piala Dunia di edisi berikutnya, jika berhasil juara di edisi sebelumnya.

Namun, kutukan itu sebenarnya sempat dipatahkan ketika Italia beruntun pada edisi 1934 dan 1938. Kemudian, Brasil juga sempat juara di Piala Dunia edisi 1958 dan 1962.

Menariknya, setelah Brasil, tidak ada lagi tim yang berhasil mematahkan kutukan tersebut. Bahkan, Timnas Prancis, yang juara Piala Dunia 2018, gagal jadi kampiun, setelah kalah dari Timnas Argentina di final Piala Dunia 2022.

2. Nomor 7 di Manchester United

Percaya atau tidak, Manchester United punya kutukan bagi pemain yang memakai nomor 7 di timnya. Ya, nomor 7 di Manchester United melambangkan pemain yang memiliki kualitas bermain apik.

Pemain-pemain hebat pernah menggunakan nomor 7 di Manchester United. Sebut saja seperti Eric Cantona, David Beckham, hingga Cristiano Ronaldo dalam dua periode (2003-2009 dan 2021-2022).

Namun, seperti angka keramat, nomor 7 tak bisa dipakai sembarangan orang di Manchester United. Bahkan, Cristiano Ronaldo saja tak cukup moncer di periode keduanya di Manchester United.

Selain CR7, ada juga pemain yang tak cukup sukses menggunakan nomor 7 di Manchester United. Sebut saja seperti Michael Owen, Antonio Valencia, Angel Di Maria, ataupun Memphis Depay. Sebab itu, nomor 7 seperti “dikhususkan” untuk orang-orang terpilih saja.

1. Juventus Tak Kunjung Juara Liga Champions

Kutukan ini sangat fenomenal bahkan sampai sekarang. Bagaimana tidak, kutukan yang menimpa Juventus seperti “karma” seumur hidup buat Si Nyonya Tua, yang selalu gagal juara Liga Champions.

Kutukan ini bermula saat Juventus bersua AC Milan di Liga Italia 2011-2012. Saat itu, laga kedua tim imbang 1-1.

AC Milan sebenarnya berhasil mencetak gol via Sulley Muntari. Akan tetapi, gol itu tidak disahkan wasit, sebab sang pengadil pertandingan melihat bola belum masuk ke gawang.

Sialnya, belum ada teknologi Video Assistant Referee (VAR) saat itu. Alhasil, AC Milan harus puas imbang 1-1 kontra Juventus. Padahal, jika menang, AC Milan kian membuka peluang juara Liga Italia 2011-2012 semakin besar.

Sejak saat itu, banyak yang memberi sumpah serapah kepada Juventus. Kutukan itu pun tak hanya di Liga Italia, namun merambat ke Liga Champion. Mereka tak kunjung juara Liga Champions sejak musim 1995-1996.

Padahal Si Nyonya Tua mampu ke final Liga Champions dua kali (2015 dan 2017) sejak kejadian kontroversi pada 2011-2012. Tapi, di dua finalnya, mereka selalu kalah. Sebab itu, banyak yang mengaitkan kegagalan Juventus dengan kejadian masa lampau mereka.

(Hakiki Tertiari )

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Bola lainnya