“Mengapa mereka tidak terlalu dipuji? Pasalnya, klub-klub di Italia tidak membiarkan remaja langsung bermain di 'level tertinggi',” imbuh pelatih Timnas Italia itu.
Perkataan Mancini itu pun seakan mengingatkan kembali kepada ucapan Pep Guardiola ketika Jack Wilshere muncul sebagai bintang muda di Arsenal 11 tahun lalu. Kala itu, dia tampil melawan Barcelona di Liga Champions dan membawa timnya menang 2-1.
Alhasil, para pengamat dan fans sangat memuji kehebatannya. Namun, Guardiola menilai Wilshere yang kala itu berusia 19 tahun bisa bersinar karena klubnya memberikan kesempatan pada pemain muda sebab mereka tak punya beban untuk memenangkan trofi. Padahal menurutnya, di akademi La Masia banyak pemain seperti Wilshere.
"Wilshere adalah pemain top. Dia pemain yang luar biasa, bukan hanya Arsenal, tapi juga untuk tim nasional,” ujar Guardiola.
“(Tapi) dia beruntung karena kami memiliki banyak pemain di tim kedua seperti dia tetapi dia bermain karena tidak ada tekanan di klubnya untuk memenangkan gelar,” tambahnya.
Pada akhirnya, Wilshere mengantarkan Arsenal juara Piala FA dua kali tetapi dia gagal mencapai potensi terbesarnya karena sering berkutat dengan cedera. Setelah itu, dia sempat membela West Ham United, Bournemouth, dan klub Liga Denmark, AGF, sebelum akhirnya pensiun pada 2022 lalu di usianya yang baru 30 tahun.
Akankah Bellingham bakal bernasib seperti Wilshere?
(Dimas Khaidar)
