3. Inter Milan (2009-2010)
Barcelona dijagokan menjadi kampiun Liga Champions 2009-2010, mengingat mereka memiliki tim yang lebih solid ketimbang saat juara semusim sebelumnya. Namun, kiprah Barcelona dihentikan Inter Milan di semifinal, tim yang sebenarnya pernah mereka kalahkan di fase grup.
Saat itu, Inter mengalahkan Barcelona dengan agregat 3-2 di semifinal. Kemenangan atas Barcelona meningkatkan kepercayaan diri Inter racikan Jose Mourinho saat menapaki partai puncak. Di final, Inter menang 2-0 atas Bayern Munich, sekaligus mengunci gelar juara ketiga mereka di Liga Champions.
2. Chelsea (2011-2012)
Chelsea memecat sang pelatih, Andre Villas-Boas, tak lama setelah mereka kalah 1-3 dari Napoli di leg I babak 16 besar Liga Champions 2011-2012. Setelah memecat Villas-Boas, manajemen Chelsea mengangkat Roberto Di Matteo yang sebelumnya tercatat sebagai asisten untuk dijadikan sebagai caretaker.
Ternyata, hasilnya luar biasa. Di Matteo membawa Chelsea menang 4-1 atas Napoli di leg II. Kemudian, kiprah apik Chelsea berlanjut di babak-babak setelahnya, hingga akhirnya tiba di partai puncak. Menghadapi tuan rumah Bayern Munich di final, Chelsea menang adu penalti 4-3 setelah sebelumnya di waktu normal, skor sama kuat 1-1.