PARIS – Piala Dunia 1998 jadi titik balik karier sepakbola N’Golo Kante. Saat itu, Tim Nasional (Timnas) Prancis keluar sebagai kampiun Piala Dunia 1998 di negeri sendiri, setelah menang 3-0 atas Brasil di partai puncak.
Kante yang saat itu masih berusia 7 tahun, takjub dengan kesuksesan Les Bleus –julukan Prancis. Satu hal yang membuat Kante takjub karena Prancis menjadi jawara dengan bermaterikan pemain-pemain imigran seperti dirinya.
(Zidane (tersenyum), salah satu pemain imigran yang bawa Prancis juara Piala Dunia 1998)
Sebut saja Thierry Henry, Patrick Vieira dan Lilian Thuram yang memiliki keturunan Guadaloupe. Ada juga David Trezeguet (Argentina) dan Zinedine Zidane (Aljazair) yang berperan besar mengantarkan si Ayam Jantan menjadi yang terbaik di dunia pada 1998.
Sejak saat itu, Kante bertekad menjadi pesepakbola. Cita-cita Kante menjadi pesepakbola bukan untuk mencari ketenaran, melainkan demi memperbaiki perekonomian keluarganya. Karena itu pada usia 8 tahun, Kante memutuskan masuk tim lokal Paris bernama JS Suresnes.
(Kante kecil saat baru bergabung bersama JS Suresnes)
JS Suresnes sendiri terletak di sebelah barat Kota Paris. Hal itu berarti, markas tim tersebut berseberangan dengan tempat Kante kecil mencari nafkah. Sekadar diketahui ketika berusia 7 tahun, Kante menyusuri pinggiran timur Kota Paris demi mencari barang yang dapat didaur ulang, untuk nantinya dijual lagi.
Di masa-masa awal bersama JS Suresnes, Kante sempat diremehkan. Sebab, tubuh Kante paling kecil ketimbang teman-teman sebayanya. Bocah keturunan Mali itu awalnya diragukan dapat bersaing dengan pemain lain yang memiliki badan jauh lebih besar.
Akan tetapi, Kante tidak minder dengan anggapan di atas. Pria yang berstatus sebagai pemain terbaik Liga Inggris 2016-2017 itu menunjukkan dirinya dapat bersaing dengan pemain-pemain lain untuk menembus skuad utama. Bagaimana kisah Kante selanjutnya? Tungguh kisah Kante di artikel selanjutnya.
(Ramdani Bur)