DERBY Manchester bakal bikin panas kompetisi Liga Inggris di matchday keempat, Sabtu 10 September mendatang. Partai klasik Manchester United vs Manchester City ini takkan hanya pertarungan pemain yang jadi pusat perhatian, tapi juga perseteruan dua pelatih.
Sebagai dua tim sekota, tentu bara api gengsi bakal meletup di medan laga yang kali ini akan bertempat di Old Trafford. Tapi di sisi lain, belakangan media Inggris lebih gencar mengangkat isu permusuhan pelatih Man United José Mourinho dengan arsitek Man City Josep ‘Pep’ Guardiola, ketimbang membahas Wayne Rooney Cs atau Sergio Agüero dkk.
Dari Kawan Jadi Lawan
Sedikit bernostalgia dan melongok ke belakang, sedianya Mourinho dan Guardiola merupakan sahabat dekat. Di masa-masa masih jadi mediocampista Barcelona, Guardiola acap mencari nasihat atau saran dari Mourinho yang di masa yang sama, menjabat asisten pelatih di Camp Nou (1996-2000).
Tapi sayangnya, hubungan pertemanan keduanya perlahan hancur sejak Guardiola juga menjejaki karier sebagai pelatih. Pertemuan pertama mereka sebagai pelatih adalah saat Barcelona melawan Inter Milan di San Siro pada babak grup Liga Champions 2009.
Di kandang Il Biscione (julukan Inter), tim asuhan Mourinho menahan imbang pasukan Guardiola 0-0. Tapi di laga grup berikutnya di Camp Nou, Inter dibekap 0-2, kendati Barca tampil tanpa Lionel Messi dan Zlatan Ibrahimovic.
Pembalasan baru bisa dilakukan Mou saat semifinal yang ternyata juga bersua Barca. Lewat kemenangan agregat 3-2, Mou memulangkan timnya Guardiola dan bahkan, menyabet titel Liga Champions musim itu (2009/2010).
Mulai dari situlah api permusuhan muncul. Mourinho mengungkit kekalahan Chelsea, eks klub Inggris yang dilatihnya sebelum ke Inter, soal kontroversi di Stamford Bridge pada Liga Champions musim 2008/2009.
“Setahun lalu Chelsea menangis dan Barca tertawa bersama wasit. Mereka tertawa karena telah menyingkirkan (eks) anak-anak asuh saya di Chelsea dari tempat yang sudah layak jadi milik mereka,” ketus Mou usai kemenangan Inter atas Barca, dikutip Sky Sports, Selasa (6/9/2016).
Kemudian perseteruan Mou vs Guardiola kian tajam setelah pelatih flamboyan asal Portugal itu, menukangi musuh bebuyutan Barcelona, Real Madrid pada 2010. Tak satu pun laga El Clásico saat itu yang tidak memunculkan komentar-komentar pedas Mourinho yang tentu saja dibalas Guardiola.
Pada suatu konferensi pers jelang laga Madrid vs Barca di Santiago Bernabéu, terjadi perang komentar antara keduanya. “Sebelumnya hanya sekelompok kecil pelatih yang tak (mau) memprotes wasit dan sekelompok besar pelatih yang sering protes wasit,” ujar Mou.
“Sekarang dengan adanya komentar-komentar Pep, kita sudah memulai era baru dengan kelompok ketiga yang hanya berisikan satu orang. Satu orang yang mengkritik meski sang wasit membuat keputusan yang tepat. Ini benar-benar hal baru buat saya,” lanjutnya pasca pertemuan Madrid vs Barca di Final Copa del Rey, di mana Guardiola protes keras pada wasit.
Guardiola pun membalas: “Karena Senor (tuan) Mourinho sudah menyebut saya Pep, saya akan memanggilnya José. Di ruang pers, dia bosnya. Tapi saya tidak ingin menantangnya di sini,” cetus Guardiola.
“Saya hanya ingin mengingatkan bahwa saya pernah bekerja dengannya selama empat tahun (di Barca). Dia mengenal saya dan juga sebaliknya. Saya berusaha belajar dari José di lapangan. Tapi saya hanya ingin belajar sedikit mungkin darinya soal semua hal di luar lapangan,” imbuhnya.
Sejak saat itu pun, mereka “resmi” jadi musuh bebuyutan. Sebelum sama-sama bakal terlibat di Derby Manchester ini, Mourinho dan Guardiola sudah 11 kali bertemu. Lima clash dimenangkan Guardiola, Mourinho hanya dua kali, sementara empat bentrokan lainnya berakhir imbang.
Ibra di Antara Mou vs Guardiola
Pada Derby Manchester akhir pekan nanti, sorotan juga akan mengarah pada Ibra. Dari sekian pemain, Ibra merupakan satu pemain yang masing-masing pernah merasakan diasuh Mou dan Guardiola. Tapi dari dua sosok ini, Ibra pernah mengutarakan bahwa pemain berpaspor Swedia itu lebih terkesan pada Mourinho.
“Dia (Mou) biasa mengatakan apa yang dia inginkan. Saya menyukainya. Dia pemimpin dari prajuritnya. Namun dia juga perhatian. Dia sering mengirim SMS pada saya, bertanya kabar saya saat saya di Inter,” sebut Ibra.
“Sosoknya sangat berlawanan dengan Pep Guardiola. Jika Mourinho bak seorang penerang sebuah ruangan, Guardiola sosok penutup tirainya. Mourinho adalah orang yang akan saya bela sampai mati,” tandasnya.