LONDON – Tottenham Hotspur tampil menawan dan mendominasi partai final Capital One Cup kontra Chelsea, Senin (2/3/2015) dini hari WIB. Berbagai ancaman pun datang silih berganti menghampiri lini belakang The Blues.
Saat pertandingan berjalan delapan menit, Harry Kane membuat panik barisan pertahanan Chelsea. Pergerakannya dari sektor kiri berhasil meneror, sehingga membuat Kurt Zouma melakukan pelanggaran, demi menghentikan pergerakannya.
Sayang, Spurs yang mendapat peluang berupa tendangan bebas gagal dimanfaatkan. Tendangan Christian Eriksen dari depan garis kotak penalti masih membentu mistar gawang Chelsea.
Bukan hanya lini serang, barisan pertahanan The Lilywhites pun menjelma bak batu karang yang sulit diterjang. Terbukti, hingga memasuki menit ke-20, pasukan Jose Mourinho belum dapat memecah kebuntuan, meski sejatinya pelatih asal Portugal itu menurunkan para pemain bintang.
Gol Chelsea baru tercipta pada injury time melalui sang kapten, John Terry. Memanfaatkan tendangan bebas Willian Borges da Silva, sontekan mantan pemain Timnas Inggris itu mampu mengoyak gawang Spurs yang dijaga Hugo Lloris.
“Saya pikir di babak pertama kami bermain lebih baik daripada Chelsea, sayang kami tidak beruntung karena harus kebobolan. Di babak kedua kami mengambil sejumlah risiko, tetapi mereka melakukan serangan balik dengan baik,” kata pelatih Spurs, Mauricio Pochettino, melansir Goal, Senin (2/3/2015).
“Saya pikir kami harus bangga dengan penampilan para pemain. Kami memiliki skuad yang sangat muda –usia rata-rata 23 tahun. Dan bagi mereka, ini menjadi final pertama. Di masa mendatang, kami akan memainkan banyak partai final. Saya pikir kami memiliki masa depan yang cerah,” sambungnya.
Meski bangga, hasil minor jelas tetap saja membuat pelatih asal Argentina itu terluka. Pasalnya, kekalahan atas rival sekota membuatnya gagal mempersembahkan trofi pertama untuk Spurs.
“Saya bangga, sekaligus kecewa. Ini sungguh menyakitkan. Tetapi skuad kami dihuni para pemain muda dan masih dapat berkembang. Kami tidak akan mengubah filosofi kami dan percaya pada gaya permainan kami,” tuntasnya.
(Rintani Mundari)