TURIN - Rona kekecewaan jelas terpancar di wajah Jorge Jesus usai melihat timnya gagal jadi kampiun Europa League musim. Meski begitunya, dia tetap bangga dengan perjuangan anak asuhnya.
Kutukan Bela Guttman, pelatih Benfica terdahulu, ternyata masih belum mau pergi dari kubu Benfica. Mencapai delapan kali final kompetisi Eropa sejak terakhir kali memenanginya pada 1961-62, The Eagles gagal di semua kesempatan tersebut.
Teranyar, klub asal Spanyol, Sevilla yang seakan membenarkan mitos di atas. Benfica yang tampil cukup dominan sepanjang laga, tidak mampu mencetak gol di waktu normal dan dua babak perpanjangan waktu. Puncaknya, mereka harus menerima kenyataan, kalah lewat drama adu penalti (2-4).
“Ini final yang hebat meski tidak ada gol. Sevilla memulai laga dengan lebih baik, tapi kami mampu berkembang seiring laga berlangsung. Secara keseluruhan, kami bahkan tampil lebih baik. Kami menunjukkan kekuatan dan punya banyak peluang, tapi sayang tidak membuahkan gol,” tutur Jorge Jesus di situs resmi UEFA usai pertandingan.
“Di extra time, anak dengan keyakinan menang.Tim terbaik tida memenangi Europa League. Saya ucapkan selamat kepada para pemain saya, tak ada yang bisa saya kritik dari mereka. Kami tersingkir dengan kepala tegak. Kami punya laga final lainnya di hari Minggu,” tandas Jesus meminta anak asuhnya untuk melupakan kekalahan ini dan fokus menghadapi laga final Piala Portugal melawan Rio Ave.
(Achmad Firdaus)
