Torres: Mou Tak Anti-Spanyol, Benitez Mentor Terbaik

Randy Wirayudha, Jurnalis
Jum'at 21 Maret 2014 15:04 WIB
Fernando Javier Llorente Torres (kiri) tak merasa sosok Jose Mario dos Santos Mourinho Felix sebagai sosok anti-Spanyol (Foto: Reuters)
Share :

LONDON – Bukan catatan gol terbaik, bukan pula momen pencapaian paling mengesankan yang diingat Fernando Torres sepanjang kariernya kala genap berusia 30 tahun, kemarin, melainkan figur-figur di tepi lapangan yang punya banyak pengaruh pada dirinya.
 
José Mourinho misalnya di rezim pertamanya melatih Chelsea dan tentunya saat ini. Satu hal kesan terbaiknya terhadap Mou – sapaan Mourinho, adalah konsep kolektivitas dan prioritas tim ketimbang individu. Torres juga ingin menegaskan opini publik yang keliru tentangnya, terlebih saat Mou mengarsiteki Real Madrid yakni – Mou bukan pribadi yang anti-Spanyol.
 
“Mourinho pribadi pekerja normal. Dia senang memiliki konsep tim di atas segalanya dan ketika dia memenangkan gelar di manapun, akan jadi sesuatu yang luar biasa,” tutur Torres kepada AS, Jumat (21/3/2014).
 
“Dia dan timnya punya kenangan bagus tentang Spanyol di masa-masanya bersama Madrid. Dua punya catatan angka-angka, rekor dan semua yang sudah dicapainya di sana. Tentu saja, dia tak punya masalah apapun dengan orang Spanyol,” imbuhnya.
 
Menyoal pendapat banyak orang yang melihat El Real punya atmosfer skuad yang lebih tenang, Torres mengamini lantaran juga menangkap kesan serupa ketika Ancelotti membesut The Blues pada 2009-11 lalu.
 
“Carlo sangat cocok melatih Real Madrid. Ketika saya bertemu dengannya, saya pikir dia akan sukses di sana. Ancelotti pernah jadi pesepakbola, jadi dia tahu bagaimana memperlakukan pemain, atau bagaimana memberi kepercayaan diri,” papar Torres lagi.
 
“Dia pelatih yang sangat tenang dan terbuka. Tekanan tak mempengaruhinya dan dia melakukan pekerjaan hebat. Dia pelatih luar biasa dan hasil-hasilnya sudah cukup banyak berbicara,” lanjutnya.
 
Tapi di antara sejumlah pelatih kenamaan di atas, Rafael Benítez-lah yang punya pengaruh terbesar, lantaran mengubah cara pandangnya terhadap sepakbola. El Niño bisa punya pemahaman lebih tentang sepakbola dari segala hal yang dipelajarinya pada Benítez semasa berseragam Liverpool.
 
“Rafa merupakan titik balik karier saya. Saya berubah dari pemain yang bermain sepakbola menjadi pemain yang mengerti sepakbola. Dia mengajari saya untuk berpikir tentang sepakbola, tak hanya bermain,” sambung Torres.
 
Terakhir nama Luis Aragonés bak haram jika tak disebut Torres dan tentunya banyak jugador tim nasional Spanyol. Berkat jasanya-lah, La Furia Roja melesat tak hanya mendominasi benua biru, tapi juga sepakbola dunia.
 
“Luis datang di saat kami tak melihat betapa pentingnya timnas. Dipanggil ke skuad bagaikan mendapat hadiah besar, tapi lebih kepada penghargaan individu: saya tampil baik untuk tim dan saya bisa dipanggik ke timnas. Hasil jadi hal lain untuk dipikirkan,” kenang Torres.
 
“Luis datang di masa seperti itu dan bilang pada kami bahwa mulai sekarang, Anda ada di skuad karena Anda layak, karena Anda di sini untuk mengenakan jersey Spanyol dan menang,” tutupnya.

(Randy Wirayudha)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Bola lainnya