BANDUNG – Kisruh timnas Indonesia masih saja membayangi gelandang anyar Persib Bandung, Firman Utina. Pemanggilan ke timnas PSSI diakui Firman bukan diputuskan oleh dirinya sendiri.
“Semua itu tergantung bagaimana klubnya. Kalau klub mengizinkan, kita berangkat,” ungkap Firman, Minggu (28/10).
Menurutnya, jika pada akhirnya tak bisa membela timnas, bukan otomatis dirinya tak mempunyai rasa nasionalisme. “Tukang cukur saja punya (nasionalisme) apalagi kita sebagai pemain. Karena sebagai pemain sepakbola, titel paling tinggi adalah bermain di timnas,” tuturnya.
Kisruh sepakbola tanah air tampaknya belum menemukan titik akhir. Menurut Firman, bukan kesalahan dirinya jika beberapa waktu lalu memperkuat tim Komite Penyelamat Sepakbola Indonesia (KPSI).
Menurutnya, dalam situasi kisruhnya sepakbola tanah air, pemain yang selalu menjadi korbannya .“Sebagai pemain kita yang selalu jadi korban. Jika saya ikut timnas tetapi di klub tidak mengijinkan, akan jadi bahan pikiran juga. Jadi, saya lebih baik di klub saya untuk fokus,” beber pemain asal Manado itu.
Pemain yang juga anggota Asosiasi Pemain Profesional Indonesia (APPI) ini menyambut baik upaya agar PSSI dan KPSI untuk membela satu timnas segera terwujud. “
Kita tunggu, pak Djohar dan pak La Nyala untuk bersatu. Kita ingin damai. Sebagai pemain saya berharap ada titik terang untuk membentuk satu timnas,” tandasnya.
(Hendra Mujiraharja)