BARCELONA – Friksi rivalitas Brasil dan Argentina di atas lapangan sudah tercipta di era sebelum Perang Dunia. Penyebabnya, Brasil tak mendukung Argentina yang memboikot Piala Dunia. Setelah itu, hubungan kedua negara Amerika Selatan itu pun membeku.
Pada Piala Dunia 1938, tercipta protes keras dari dua negara adidaya sepakbola saat itu, Uruguay dan Argentina. Penyebabnya, kedua negara itu menginginkan pemilihan tuan rumah Piala Dunia yang adil dibagi dua benua pada tiap penyelenggaraannya.
Tapi Piala Dunia tetap di jalankan di Eropa, Prancis tepatnya. Padalah di Piala Dunia sebelumnya (1934), Eropa sudah ‘kebagian’ saat Italia menjadi penyelenggara. Semua negara Amerika Selatan pun mencanangkan boikot, kecuali Brasil.
Sejak itu, Tim Tango selalu memandang sinis terhadap Seleção tiap kali bersua di tengah rumput hijau. Tapi keadaan sudah dianggap sedikit berubah di era sekarang. Daniel Alves, bek Timnas Brasil mengganggap rivalitas kedua negara kuat sepakbola itu hanya terjadi dalam sepakbola, tidak lagi menular ke kehidupan di luar lapangan.
Alves pun menyajikan bukti dengan persahabatan eratnya dengan Lionel Messi yang faktanya orang Argentina. Keduanya disatukan dalam seragam klub, Barcelona yang hingga kini tetap lestari.
“Orang Brasil dan Argentina hanya saling bersaing ketika kedua negara bertemu di lapangan. Di luar lapangan, kami adalah orang-orang yang punya hubungan kuat, satu sama lainnya. Yang memisahkan kami hanyalah sepakbola,” tutur Alves, sebagaimana disitat Goal, Sabtu (31/3/2012).
Sementara pada persaingan pada skala internasional dan regional, keduanya tentu punya motivasi sendiri untuk saling berlomba-lomba memperjuangkan pretasi: “Mereka punya rasa lapar untuk menang, begitu juga kami. Tapi seperti yang saya bilang, persaingan dalam sepakbola hanya satu-satunya pemisah antara hubungan baik kami,” tuntasnya.
(Randy Wirayudha)
