Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Jelang Final Liga Champions

Kahn dan Trauma Kekalahan di Final

Auzan Julikar Sutedjo , Jurnalis-Jum'at, 24 Mei 2013 |05:29 WIB
Kahn dan Trauma Kekalahan di Final
Oliver Kahn (Kiri) bersama istrinya, Simone/Ist
A
A
A

MUNICH – Legenda hidup Bayern Munich Oliver Kahn pernah merasakan apa yang Bastian Schweinsteiger dkk. rasakan, kalah di final Liga Champions. Namun, Kahn berhasil bangkit dan keluar sebagai yang terbaik di pentas klub Eropa.
 
Bayern kalah di final 1999 dari Manchester United. Sakit yang dialami Kahn tak terperi karena kebobolan oleh dua gol injury time.
 
Dua tahun kemudian, Kahn cs. berhasil bangkit dan meraih titel Liga Champions 2001 dengan mengalahkan Valencia lewat adu penalti di Stadion San Siro.
 
“Kala itu muncul moto ‘lebih jauh, selalu lebih jauh lagi’. Ottmar Hitzfield menyempurnakannya. Dua gol injury time Manchester United pada 1999 jadi contoh sempurna hal ini. Kami meresapi slogan tersebut lebih dalam dan lebih dalam lagi,” kata Kahn kepada Kicker.
 
Seperti diketahui, Bayern generasi Schweinsteiger kalah di final 2010 dari Inter Milan-nya Jose Mourinho dan di final 2012 dari Chelsea meski bermain di kandang sendiri, Allianz Arena.
 
“Saya menilai Bayern telah menganalisa final-final tersebut dengan seksama,” kata Kahn kepada Kicker. “Jika Anda fokus pada problem tersebut, kekalahan di final bisa bertahan lama. Bila Anda mencermatinya, Bayern sudah berada dalam situasi yang canggung.”.
 
“Bayern seharusnya mengingat sewaktu mereka bermain melawan Barcelona dan bagaimana mereka mendominasi Bundesliga,” kata sosok yang kini berusia 43 tahun tersebut.
 
Follow @bola_okezone untuk update seputar sepakbola

(Auzan Julikar Sutedjo)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita bola lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement