BERLIN – Kebanyakan pesepakbola muslim kebingungan menghadapi datangnya Ramadan. Mereka dalam dilema besar karena harus memilih menjalankan perintah agama atau memenuhi tuntutan profesi.
Diketahui pada bulan suci umat Islam tersebut, seluruh muslim diwajibkan berpuasa sejak terbit fajar hingga terbenamnya matahari. Sebuah hal yang sulit bagi pesepakbola mengingat mereka dituntut memiliki stamina prima disetiap kesempatan.
Alasan itu membuat beberapa klub, contohnya FSV Frankfurt (klub divisi II Bundesliga) menerapkan larangan berpuasa. Bahkan, mereka sengaja memasukannya ke dalam klausul kontrak.
Demi menjawab polemik, badan perwakilan muslim di Jerman meminta saran dari Al-Azhar yang merupakan institusi theologi Islam terkemuka.
Al-Azhar dalam hal ini menyatakan pesepakbola muslim diperbolehkan membatalkan puasa jika itu dirasa mengganggu performanya. Pernyataan serupa juga dikeluarkan oleh Badan Fatwa dan Penelitian Muslim Eropa.
“Pesepakbola muslim bisa berpuasa jika tidak ada pertandingan. Lagipula, menjaga kesehatan tubuh adalah salah satu ajaran Islam,” ujar sekjen badan perwakilan muslim Jerman, Aiman Mazyek seperti dikutip Bild, Kamis (29/7/2010).
(Muchamad Syuhada)