
Salah satu tugas besar yang kini dipegang Alex adalah menyeleksi calon pelatih Timnas Indonesia senior. Bukan sekadar menunjuk, Alex melakukan proses wawancara bersama dua anggota Exco PSSI, Muhammad serta Endri Erawan, lalu menyusun laporan teknis dan menyaring kandidat sebelum diajukan kepada Ketua Umum PSSI dan pemerintah.
Menurut Zaki, mekanisme ini baru pertama diterapkan federasi, lebih modern, berbasis evaluasi, bukan rasa. Kata dia, Alex juga memastikan kesinambungan pembinaan dari kelompok umur ke tim senior.
"Roadmap-nya jelas. U17 dibangun pondasinya. Naik ke U20, karakter mulai dibentuk. Masuk U23 dan senior, tinggal mematangkan kompetisi dan mental,” ujarnya.
Dengan fondasi teknis yang dibangun Alex, Zaki melihat Indonesia memiliki jalur yang lebih realistis untuk berkembang. Mimpi besar seperti menjadi kekuatan utama Asia hingga lolos Piala Dunia bukan lagi sekadar slogan, asalkan sistem berjalan konsisten.
"Semua negara bermimpi ke Piala Dunia. Kita pun sama. Tapi sebelum itu, kita harus jadi raksasa di Asia Tenggara dulu, lalu masuk 10 besar Asia. Di situlah Alex bekerja,” tuturnya.
"Kalau sistem seperti ini konsisten dijalankan, kita tidak lagi bicara mimpi. Kita bicara pencapaian,” pungkas Zaki.
(Djanti Virantika)