Kisah Yuran Fernandes, Dihukum karena Kritik Liga Indonesia kini Bakal Jadi Wakil di Piala Dunia 2026
KISAH Yuran Fernandes menarik untuk diulas. Sang pesepakbola sempat dijatuhi hukuman gara-gara mengkritik Liga Indonesia tetapi akan jadi wakil kompetisi itu di Piala Dunia 2026!
Yuran sempat bikin heboh karena mengkritik pedas kualitas kompetisi Liga 1 2024-2025 (sekarang Super League 2025-2026). Pernyataan itu dibuatnya lewat media sosial Instagram.
1. Dihukum 12 Bulan
Komite Disiplin PSSI (Komdis PSSI) lantas bertindak. Yuran dijatuhi sanksi berat yakni larangan bermain selama 12 bulan, yang kemudian direvisi menjadi hanya 3 bulan saja dan kini sudah rampung.
Beberapa saat sebelum melontarkan kritik pedas, Yuran baru saja melakoni debutnya bersama Timnas Cape Verde. Ia turun dalam laga persahabatan menghadapi Timnas Malaysia pada Mei 2025.
Kapten PSM Makassar itu terpilih berkat jam terbangnya di Asia. Kini, Yuran berpotensi membuat Super League atau Liga Indonesia bangga di Piala Dunia 2026. Ya, Timnas Cape Verde sukses menggenggam tiket ke Amerika Utara.
Tubarao Azul finis sebagai juara Grup D Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Afrika. Mereka mengumpulkan 23 poin dari 10 pertandingan dengan rincian tujuh menang, dua imbang, dan hanya sekali kalah.
2. Pertama Kali
Untuk pertama kalinya, Timnas Cape Verde akan berlaga di putaran final Piala Dunia. Ini tentu jadi sejarah buat negara yang baru merdeka pada 1975 dari tangan Portugal.
Sayangnya, Yuran tidak dipanggil pada Juni, September, dan Oktober 2025 karena sanksi larangan bermain dari PSSI itu. Dengan kelarnya hukuman, pria berusia 30 tahun itu bisa punya kesempatan bagus.
Yuran sudah kembali merumput untuk PSM Makassar pada September 2025. Ia punya waktu tujuh bulan untuk tampil impresif bersama Juku Eja agar dipanggil membela Timnas Cape Verde di Piala Dunia 2026.
Itulah kisah Yuran Fernandes, dihukum karena kritik Liga Indonesia kini bakal jadi wakil di Piala Dunia 2026. Patut dinanti apakah sang pesepakbola akan terpilih masuk skuad Timnas Cape Verde atau tidak.
(Wikanto Arungbudoyo)
