Alex Pastoor Jadi Kandidat Pelatih Ajax Amsterdam, Tinggalkan Jabatan di Timnas Indonesia?
MEDIA Belanda, Voetbalzone, menyebut Alex Pastoor sebagai kandidat kuat pelatih Ajax Amsterdam. Apakah tangan kanan Patrick Kluivert itu akan meninggalkan jabatannya di Timnas Indonesia?
Ajax baru saja berpisah dengan pelatihnya, Francesco Farioli. Pelatih asli Italia itu baru semusim menukangi De Godenzonen tetapi memilih untuk tak memperpanjang kontraknya.
1. Gagal Meraih Trofi
Pada musim 2024-2025, Farioli memang gagal membawa Ajax bersinar. Mereka tak merengkuh trofi apapun, termasuk kalah dalam perebutan gelar juara Liga Belanda dari PSV Eindhoven.
Setelah kepergian Farioli, Ajax tentu segera mencari pengganti untuk mengisi kekosongan. Voetbalzone menyebutkan 11 nama yang bisa menjadi kandidat kuat.
2. Bermimpi Melatih Ajax Amsterdam
Di antara 11 nama itu salah satunya adalah Alex Pastoor. Pria berusia 58 tahun tersebut saat ini berstatus sebagai asisten pelatih Patrick Kluivert di Timnas Indonesia.
Voetbalzone mengungkapkan, Pastoor memang mempunyai mimpi untuk melatih Ajax. Namun demikian, hal itu tak pernah terwujud hingga dirinya kini bertugas di Timnas Indonesia.
"Biarkan saya dan Michael Reiziger bermain di Ajax bersama-sama dan kami akan benar-benar menghasilkan sesuatu yang hebat," kata Pastoor dalam sebuah wawancara dengan Ageelmen Dagblad (AD), dikutip dari Voetbalzone, Selasa (20/5/2025).
3. Kontrak di PSSI
Meski demikian, belum diketahui apakah Pastoor mampu mengambil peran ini. Mengingat, ia masih mempunyai kontrak bersama PSSI sebagai asisten pelatih Timnas Indonesia.
Apalagi, saat ini Pastoor sedang berupaya untuk mengantar Timnas Indonesia ke Piala Dunia 2026. Skuad Garuda menyisakan dua laga melawan Timnas China (5 Juni 2025) dan Timnas Jepang (10 Juni 2025) di putaran ketiga kualifikasi.
Selain Pastoor, Voetbalzone menulis 10 nama lain sebagai kandidat pengganti Farioli. Mereka adalah Erik ten Hag, Paul Simonis, Marcel Keizer, John Heitinga, Michael Reiziger, Kasper Hjulmand, Ron Jans, Frank De Boer, Pepijn Lijnders, dan Kjetil Knutsen.
(Wikanto Arungbudoyo)
