ADU nasib kiper Emil Audero dengan Maarten Paes menarik untuk dibahas karena bak bumi dan langit. Ya, kedua kiper itu kerap diperbincangkan oleh pencinta sepak bola Tanah Air akhir-akhir ini.
Sektor penjaga gawang jadi posisi yang paling krusial di skuad Garuda saat ini. Sebab, beberapa nama pemain bersaing untuk mendapatkan posisi utama di bawah mistar gawang Timnas Indonesia.
Maarten Paes jadi kiper andalan Timnas Indonesia kala masih ditukangi oleh Shin Tae-yong. Posisi pemain kelahiran Nijmegen itu diprediksi akan terancam dengan kabar naturalisasi kiper anyar, yakni Emil Audero Mulyadi.
Lantas, seperti apa adu nasib kiper Emil Audero dengan Maarten Paes, bak bumi dan langit? Benarkah kiper yang berkarier di Italia itu lebih baik ketimbang kiper FC Dallas tersebut? Berikut ulasannya.
Emil Audero Mulyadi lebih sering menghabiskan masa kariernya di Negeri Pizza. Tercatat kiper yang telah mengoleksi 10 caps di Timnas Italia U-21 itu mengawali kariernya di akademi Cumiana.
Setelah itu, Emil pindah ke Juventus dan sempat memperkuat beberapa tim muda, seperti U-17 dan U-19. Ia akhirnya diorbitkan ke tim senior La Vecchia Signora itu pada awal musim 2015/2016.
Meski begitu, Emil hanya menjadi kiper pelapis ketiga di skuad Juventus. Sebab, posisi kiper nomor satu yang kala itu ditempati Gianluigi Buffon sulit untuk digoyahkan.
Demi mendapatkan menit bermain, Emil lantas dipinjamkan ke tim Serie B, Venezia pada awal musim 2017-2018. Selama semusim di klub berjuluk julukan I Lagunari itu ia hanya bermain di 39 laga.
Setelah selesai masa peminjaman di Venezia, Juventus kembali meminjamkan Emil ke Sampdoria semusim berselang. Di klub berjuluk Il Samp itulah kemampuan kiper kelahiran Mataram itu mulai diperhitungkan.
Dari lima musim yang dijalani, Emil mampu bermain 169 laga di segala kompetisi. Dari total laga tersebut, ia sukses mencatatkan 38 kali cleansheet.
Petaka terjadi kepada Emil dan Sampdoria di musim 2022-2023. Sebab, Il Samp harus terdegradasi ke Serie B karena menempati posisi juru kunci di klasemen akhir Serie A.
Emil pun dipinjamkan ke Inter Milan di musim berikutnya. Sayangnya, eks kiper Juventus itu hanya jadi pelapis kiper utama, Yann Sommer dan bermain di enam laga. Di akhir musim ia dan Il Nerazurri mampu menjuarai Scudetto Serie A.
Di bursa transfer musim panas 2024, Sampdoria resmi melepas Emil ke Como FC dengan harga 6 juta Euro atau setara Rp104 miliar.
Sekali lagi, kiper kelahiran 18 Januari 1997 itu tidak menjadi kiper utama dan kalah saing dengan kiper kawakan, Pepe Reina dan Jean Butez. Kini Emil dilepas ke Palermo pada bursa transfer musim dingin 2025 dengan status pinjaman.
Sementara itu, Maarten Paes memulai karier sepak bola di akademi VV Union. Kiper kelahiran 14 Mei 1998 itu lantas pindah ke NEC Nijmegen dan main di klub tersebut hingga tahun 2016.
Sempat bermain di FC Utrecht selama tiga musim, Paes mencoba peruntungan dengan bermain di MLS dan bergabung ke FC Dallas pada Januari 2022.
Bermain selama dua musim di FC Dallas, Paes mampu bermain sebanyak 105 laga dan mencatatkan 23 kali clean sheet.
Paes juga sempat meraih beberapa penghargaan kala memperkuat FC Dallas. Seperti Save of The Year MLS 2024. Penghargaan ini karena kiper kelahiran Nijmegen itu melakukan double save saat pertandingan melawan LA Galaxy pada 29 Mei 2024.
Capaian tersebut membuat Paes menjadi kiper FC Dallas dan asal Indonesia pertama yang meraih penghargaan tersebut di MLS.
Selain itu, Paes juga sempat dianugerahi Team of The Matchday sebanyak sembilan kali sejak bergabung dengan FC Dallas pada tahun 2022.
Paes pun juga sempat masuk daftar pemain terbaik MLS All-Star sepanjang musim 2023/2024. Pada daftar tersebut ia bersanding dengan nama-nama pemain top, macam Hugo Lloris, Roman Burki, dan empat pemain Inter Miami, Jordi Alba, Sergio Busquets, Luis Suarez, hingga Lionel Messi.
Demikian ulasan mengenai adu nasib kiper Emil Audero dengan Maarten Paes, bak bumi dan langit.
(Rivan Nasri Rachman)