SHIN Tae-yong resmi dipecat. Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, pun mengatakan bahwa dinamika soal nasib Shin Tae-yong sebagai pelatih Timnas Indonesia sudah ada sejak Timnas Indonesia melawan China.
Seperti diketahui, PSSI baru saja menggelar konferensi pers terkait dengan rencana masa depan Timnas Indonesia, Senin (6/1/2025). Dalam konferensi pers itu, PSSI mengumumkan bahwa Shin Tae-yong diberhentikan dari jabatannya sebagai pelatih Timnas Indonesia.
Walau demikian, Erick mengakui dinamika antara PSSI dengan Shin Tae-yong sejatinya sudah terjadi sejak kekalahan dari China. Diketahui, Timnas Indonesia menelan kekalahan dari China (1-2) di laga keempat putaran ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia, 15 Oktober 2024 lalu.
1. Perjuangan Timnas Indonesia di Kualifikasi Piala Dunia 2026
Saat itu, Skuad Garuda yang sedang mencari poin untuk menjaga asa ke Piala Dunia 2026 justru harus menelan pil pahit. Kekalahan itu disebut-sebut karena Shin melakukan 'eksperimen' terhadap para pemainnya.
Pelatih asal Korea Selatan itu dianggap mengesampingkan beberapa pemain penting, dan menganggap enteng laga krusial itu. Erick mengakui, salah satu alasan utama pemberhentian Shin Tae-yong karena dinamika yang terjadi sebelum dan sesudah laga melawan China.
"Kalau saya lihat memang dinamika ini cukup kompleks kalau saja waktu itu kita mengambil keputusan yang tergesa-gesa mungkin kurang baik juga. Tetapi kita sudah dirasakan sejak pertandingan bahkan sebelum pertandingan melawan China. Cuma waktunya terlalu mepet waktu itu dan yang terbaik hari ini," ungkap Erick dalam konferensi pers di Jakarta, Senin (6/1/2025).
"Karena kita masih punya waktu hampir 2,5 bulan untuk persiapan, karena saya enggak mau mengambil sebuah keputusan yang membuat keadaannya tidak baik. Cuma dengan segala evaluasi perhitungan waktu 2,5 bulan ini cukup, tidak tergesa-gesa hanya pada saat dinamika yang terjadi Indonesia lawan China waktu itu," tambahnya.
2. Alasan Pergantian Pelatih
Erick Thohir mengatakan, pergantian pelatih dalam sebuah tim adalah hal yang biasa terjadi di sepakbola. Namun menurutnya, keputusan mengganti pelatih memang harus dipikirkan matang-matang.
Erick mengakui hal ini yang sudah dipertimbangkan oleh PSSI. Sebab itu, keputusan untuk mengganti posisi Shin Tae-yong akhirnya dilakukan.
"Saya rasa hal biasa untuk posisi kualifikasi piala dunia ini banyak negara-negara mengganti pelatihnya tinggal dihitung risikonya. Makanya tadi saya ceritakan kejadian pertandingan di China bahkan sudah terjadi dinamika cukup tinggi. Tapi kita berhitung-hitung kalau itu dilakukan saat itu, tentu jarak ke pertandingan berikutnya terlalu singkat," jelas Erick.
"Hari ini yang terbaik karena kita masih punya waktu 2,5 bulan. Risiko-risiko tetap ada, tetapi lebih baik kita mengambil risiko daripada menyesal di kemudian hari dan kita juga mencari figur-figur yang tadi kita yakini bisa memberikan ekstra effort, dari dinamika komunikasi, leadership atau pun taktikal bermain yang bisa kita harapkan," sambungnya.
Erick memastikan keputusan ini juga sudah melalui evaluasi cukup panjang. Mantan presiden Inter Milan itu menegaskan, kekurangan sekecil apa pun di Timnas Indonesia harus cepat diperbaiki.
"Semua pertandingan yang kita ikuti pasti ada evaluasinya. Tadi saya bilang kita lihat dari pertandingan Indonesia lawan China. Memang dipikir terlalu ambisius tapi tidak karena kita menghitung strategi atau target-target angka kemenangan itu kan sudah dihitung," tutur Erick.
"Gimana kalau kita waktu itu kalah dengan Saudi? Ada press conference hari ini tidak? Ya enggak usah diomongin sudah pasti gagal Piala Dunia karena poinnya sudah tidak ada justru di empat pertandingan ini kita berharap menimba poin. Jadi sekecil apapun yang menjadi (kekurangan) kita perbaiki. Itu yang kita harapkan," pungkasnya.
Adapun, PSSI sudah mewawancarai tiga kandidat utama pengganti Shin Tae-yong. Federasi Sepakbola Indonesia itu akan mengumumkan pelatih anyar Timnas Indonesia pada 12 Januari 2025.
(Djanti Virantika)