BANDUNG – Ribuan Bobotoh dari berbagai komunitas pencinta Persib Bandung menggeruduk Graha Persib di Kota Bandung, Jawa Barat, Sabtu (21/9/2024). Mereka mengajukan lima tuntutan kepada manajemen dan pihak klub.
Mereka mengajukan tuntutan itu terkait dugaan tindak kekerasan dan intimidasi yang dialami seorang Bobotoh. Insiden itu terjadi usai laga Persib Bandung vs Port FC di Stadion si Jalak Harupat, Kamis 19 September 2024 malam WIB.
Tuntutan pertama, mereka akan berdiri bersama korban dan akan mengawal terciptanya keadilan pada kasus tersebut. Kedua, mengutuk keras tindakan intimidasi atau kekerasan yang terjadi pasca pertandingan Persib vs Port FC.
Ketiga, mengutuk tindakan pelecehan verbal kepada Bobotoh perempuan yang dilakukan oknum steward. Keempat, menuntut manajemen Persib melakukan investigasi internal secara transparan atas insiden yang terjadi.
Terakhir yang merupakan tuntutan kelima, menuntut manajemen Persib menindak tegas pihak-pihak yang diduga terlibat dalam insiden tersebut.
Manajer Operasional PT Persib Bandung Bermartabat (PBB), Heri Alamsyah, sempat mendatangi aksi Bobotoh sebagai perwakilan. Ia mengutarakan akan melakukan investigasi setelah melawan Persija Jakarta atau paling lama sekira lima hari ke depan.
Tak ayal, pernyataan itu mengundang amarah Bobotoh yang hadir pada aksi tersebut. Bahkan, lemparan botol air minum kemasan pun bertebaran.
Dalam orasinya, para Bobotoh akan meminta kepada PT PBB untuk menyelesaikan investigasinya dalam waktu 1X24 jam. Apabila melewati batas waktu, maka pihaknya akan melaporkan secara hukum.
Setelah itu, massa meninggalkan Graha Persib dan kembali melakukan long march ke Lapangan Saparua Bandung sebagai titik awal sebelum melakukan aksinya.
Heri memastikan akan berusaha mewujudkan keinginan para Bobotoh tersebut meski waktu yang dimiliki untuk melakukan investigasi sangat singkat.
“Secepatnya. Kami akan jawab. Kami juga tidak tinggal diam kok, setelah kejadian itu hari Kamis, Jumatnya kami melakukan investigasi secara internal, intensif, dan belum lengkap. Karena kami juga belum menemui korban, belum menemui pemain. Jadi harap bersabar pasti akan kami umumkan hasil investigasi,” tegas Heri kepada awak media.
Di sisi lain, Ketua Umum Viking Persib Club (VPC), Tobias Ginanjar Sayidina mengatakan, akan terus mendampingi korban. Sebab, baginya tindak kekerasan tidak dibenarkan dalam sepakbola.
“Dari suporter kami menganggap kejadian seperti ini tidak dibenarkan jadi jangan sampai ada pembiaran kalau ada bersalah sampaikan bersalah dan jangan ditutup-tutupi sampai sekarang belum ada respons apa pun dari PT PBB,” kata Tobias.
“Kami minta kalau memang ini melakukan investigasi internal kalau ada bersalah sampaikan siapa bersalah sanksi seperti apa,” tutupnya.
(Wikanto Arungbudoyo)