 
                
KISAH Elwizan Aminuddin, dokter gadungan PSS Sleman yang ternyata adalah seorang kondektur bus akan diulas Okezone pada artikel ini.
Elwizan Aminuddin, dokter palsiu yang pernah menangani berbagai tim di Indonesia akhirnya berhasil ditangkap oleh pihak kepolisian setelah dua tahun menjadi buronan. Ia ditangkap terkait kasus pemalsuan ijazah.
Sebagai informasi, Elwizan Aminuddin ini telah dilaporkan pihak PSS Sleman ke Polresta Sleman sejak 3 Desember 2021. Namun saat dipanggil, Elwizan mangkir dan kabur hingga masuk ke dalam Daftar Pencarian Orang (DPO).
Dirinya pamit ke manajemen PSS Sleman dengan dalih pulang ke Palembang karena orang tuanya sakit. Akan tetapi, dirinya tak kunjung kembali ke tim dan menjadi buron.
Berdasarkan informasi, sebelum menjadi seorang dokter tim sepakbola, Elwizan Aminuddin adalah seorang kondektur bus di Tangerang. Dirinya juga memiliki usaha warung kelontong sebagai mata pencahariannya.

Namun setelah penyelidikan terungkap bahwa Elwizan melakukan pemalsuan ijazah dengan cara mengunduh ijazah dari Universitas Syah Kuala dan lalu mengeditnya. Dengan ijazah palsu tersebut, dirinya kemudian melamar sebagai seorang dokter tim ke klub-klub besar Indonesia.
Persita Tangerang, Barito Putera, Bali United, Madura United, dan PSS Sleman menjadi segelintir klub yang menjadi korban dokter gadungan itu. Konon, Elwizan digaji sebesar Rp15 juta saat menangani klub-klub tersebut.
Selain menjadi dokter tim di level klub, Elwizan Aminud din juga tercatat pernah menjadi dokter di Timnas Indonesia U-19. Bahkan, dirinya hampir saja membuat kiper andalan Indonesia, Ernando Ari Sutaryadi pensiun dini akibat diagnosa yang dilakukannya.
din juga tercatat pernah menjadi dokter di Timnas Indonesia U-19. Bahkan, dirinya hampir saja membuat kiper andalan Indonesia, Ernando Ari Sutaryadi pensiun dini akibat diagnosa yang dilakukannya.
Kala itu, Elwizan membiarkan Ernando Ari yang tengah mengalami cedera bahu untuk tetap latihan. Akibatnya, kiper asal Semarang itu tak kunjung sembuh dari cederanya. Beruntung setelah itu tim medis Persebaya membawa Ernando operasi dan berhasil menyembuhkannya.
Segala diagnosa konyol yang dilakukan Elwizan tidak lepas dari dirinya yang memang tidak memiliki kecakapan sebagai seorang dokter. Dirinya juga diketahui mengandalkan google saat menangani berbagai keluhan terkait kesehatan dan kondisi fisik pemain yang ia tangani.
Akibat perbuatannya itu, tersangka Elwizan Aminudin dijerat Pasal 263 KUHP dengan ancaman hukuman penjara selama 6 Tahun atau Pasal 378 KUHP dengan ancaman hukuman penjara selama 4 tahun.
(Rivan Nasri Rachman)