BEGINI nasib Susanto, mantan pemain Dewa United yang pernah bertahan hidup dengan berjualan belut. Pekerjaan sampingan ini ia lakoni pada 2001 silam, menyusul belum adanya kepastian kapan Liga Indonesia akan dilaksanakan.
Pandemi Covid-19 pada saat itu hampir melumpuhkan pekerjaan Susanto sebagai pesepakbola. Supaya dapur tetap ngebul, mantan gelandang Persis Solo itu memutar otak dengan berjualan makanan olahan belut.

Keahlian mengolah belut ini Susanto dapatkan selama masih di PSGC Ciamis. Susanto memiliki rekan satu kamar bernama Dimas Galih yang gemar memasak. Dimas Galih terkenal suka memasak makanan dari olahan belut.
Berangkat dari situ, Susanto mulai mencoba mengolah belut menjadi hilangan istimewa. Tentu tidak mudah. Pemain berusia 31 tahun itu terus mencoba sampai menemukan resep yang tepat.
BACA JUGA:
Nasib Susanto mantan pemain Dewa United yang bertahan hidup dengan berjualan belut terus membaik. Bisnis kuliner belut ini ia jalankan bersama keluarga sang istri sambil menunggu panggilan bertanding.
Pemain asal Purwodadi itu mendapatkan belut dari Karanganyar. Menurutnya tekstur daging belut di Karanganyar lebih bagus. Dalam satu hari, ia mampu mengolah sekitar lima kilo belut.
“Ada juga yang berjualan belut di Purwodadi. Namun, ada perbedaan tekstur dari apa yang dimasak. Faktor alam juga bisa berperan. Makanya saya ambil dari Karanganyar yang tekstur dagingnya lebih cocok. Alhamdulillah kami terus mendapat permintaan,” jelas Susanto.