Shin Jae-won Bertekad Ikuti Jejak Shin Tae-yong Usai Gabung Seongnam FC
PUTRA Shin Tae-yong, Shin Jae-won mengaku memiliki tekad untuk mengikuti jejak sang ayah usai resmi bergabung dengan Seongnam FC. Pasalnya, STY -sapaan akrab Shin Tae-yong- merupakan legenda dari klub yang bermarkas di Stadion Tancheon itu.
Sekadar menginformasikan, Shin Tae-yong adalah mantan pemain Seongnam FC pada periode 1992-2004. Bahkan, Shin Tae-yong telah memperkuat Seongnam FC ketika masih bernama Ilhwa Chunma, Cheonan Ilhwa, dan Seongnam Ilhwa.
Selama berkarier sebagai pemain Seongnam FC, Shin Tae-yong sukses mempersembahkan tiga gelar bergengsi. Tiga gelar tersebut yakni Piala Liga Korea Selatan (2001-2002), Piala Korea Selatan (1998-1999), serta Liga Korea Selatan (2002-2003).
Dengan demikian, Shin Tae-yong dianggap sebagai legenda Seongnam FC. Sebab, ia juga mencatatkan rekor klub usai mencetak 99 gol dan 68 assist di 401 pertandingan.
Selepas pensiun sebagai pesepakbola, Shin Tae-yong kemudian ditunjuk sebagai pelatih Seongnam FC pada 2009. Sebagai juru taktik, STY turut mengantarkan Seongnam FC meraih gelar Liga Champions Asia (2010) dan Liga Korea Selatan (2011).
Melihat riwayat sang ayah, Shin Jae-won pun mengaku jika dirinya sedikit merasa tekanan. Kendati demikian, ia bertekad untuk mengikuti jejak Shin Tae-yong di Seongnam FC.
"Saya tidak khawatir bergabung ke Seongnam. Sejak saya masih muda, Seongnam telah menjadi tim khusus untuk saya," kata Jae-won dikutip dari Chosun, Rabu (8/2/2023).
"Orang tua saya juga sangat menyukainya. Saya memang merasakan tekanan. Ini karena ayahnya adalah legenda Seongnam," sambungnya.
"Tetapi bagaimana jika saya dilahirkan seperti ini? Alangkah baiknya jika saya bisa melakukan sebaik ayah saya, tetapi saya akan berusaha sebaik mungkin untuk mencapai posisi itu (dicapai ayahnya)," tambah Jae-won.
Lebih lanjut, Shin Jae-won turut mengatakan kalau Shin Tae-yong memberikan motivasi kepadanya untuk tidak tertekan. Dengan begitu, ia merasa siap untuk memberikan performa terbaiknya untuk Seongnam FC.
"Ayahku berkata, 'Percayalah. Perbedaan keterampilan adalah perbedaan kepercayaan diri. Saya bisa melakukannya dengan cukup baik," pungkasnya.
(Dimas Khaidar)
