URUGUAY tersingkir dari Piala Dunia 2022, tangis Luis Suarez pecah hingga Cavani dkk kejar wasit dan dorong VAR. Padahal, La Celeste – julukan Timnas Uruguay – telah sukses meraih tiga poin penuh usai mengalahkan Ghana 2-0, Jumat 2 Desember 2022 malam WIB.
Wakil Amerika Latin tersebut wajib meraih kemenangan dalam laga kontra Ghana semalam. Lantaran hanya mampu meraih satu poin dari dua pertandingan, selagi mengejar selisih gol minus dua (-2).
Segalanya nampak berjalan sesuai rencana bagi tim asuhan Diego Alonso. Mereka sempat hampir kebobolan karena penalti pada menit ke-21, namun Sergio Rochet mampu menggagalkan eksekusi penalti Andre Ayew.
Menit ke-26, Giorgian de Arrascaeta sukses membuka skor dengan memaksimalkan bola liar di mulut gawang. Enam menit kemudian, De Arrascaeta kembali mencetak gol, seakan malam itu memang menjadi milik Uruguay.
Di pertandingan lain, Korea Selatan dan Portugal mengakhiri babak pertama dengan skor imbang 1-1. Dalam situasi ini, Uruguay akan lolos sebagai runner-up dengan koleksi empat poin selagi Korea Selatan finis keempat, di belakang Ghana.
Uruguay nampaknya terbuai hingga tidak bisa lagi menambah gol. Namun drama tercipta di masa injury time ketika Hwang Hee-chan mencetak gol kemenangan untuk Korea Selatan.
Taeguk Warriors – julukan Timnas Korea Selatan – pun menang dengan skor 2-1. Namun masih ada kesempatan bagi Uruguay mencetak gol ketiga. Jika berhasil, maka mereka akan unggul selisih gol.
Sayangnya, gol ketiga yang dicari tidak pernah datang dan Uruguay kalah produktivitas gol dari Korea Selatan. Wasit keburu meniupkan peluit panjang yang memicu kemarahan eks striker Napoli dan Paris Saint-Germain (PSG), Edinson Cavani.
Cavani berargumen bahwa Uruguay layak diberikan penalti, namun wasit ogah mendengarkan ocehannya. Cavani pun melampiaskan amarahnya dengan mendorong layar VAR hingga terjatuh.
Sementara itu di bangku cadangan, Luis Suarez meratapi nasibnya karena gagal membawa Uruguay melangkah jauh. Sebab, ini mungkin akan menjadi Piala Dunia terahirnya.
Uruguay hanya bisa meratapi nasibnya. Menjadi salah satu korban tim unggulan yang gagal melaju bersama Belgia dan juga Jerman.
(Reinaldy Darius)