PASCA tragedi Kanjuruhan, salah satu tim klub Liga 1 2022-2023, PSS Sleman menyatakan sigap tegas untuk memberi dukungan soal investigasi penyebab insiden berdarah tersebut. Selain itu, tim berjuluk Super Elang Jawa itu juga menyampaikan 6 hal penting sebagai bentuk respons kepedulian klub terhadap tragedi Kanjuruhan.
Seperti diketahui, sepakbola Indonesia tengah berduka setelah insiden yang terjadi di Stadion Kanjuruhan, Malang pada Sabtu 1 Oktober 2022. Kala itu, terjadi kerusuhan pasca laga Arema FC vs Persebaya Surabaya di Liga 1 2022-2023.
Para pendukung secara tiba-tiba menyerbu ke dalam lapangan dan dibalas dengan pentungan serta gas air mata dari aparat keamanan. Aremania -suporter Arema FC- pun berhamburan menyelamatkan diri keluar stadion.
Nahas, mereka yang panik akhirnya berdesak-desakkan dan terinjak-injak dalam insiden tersebut. Akibat insiden ini, pemerintah mengonfirmasi 131 orang meninggal dunia. Tragedi ini pun menjadi sorotan dunia.
PSS Sleman pun menyatakan sikap untuk merespons tragedi kelam tersebut. Dalam sikapnya, klub yang bermarkas di Stadion Maguwoharjo itu mendukung penuh proses investigasi penyebab tragedi kelam itu.
Selain itu, Super Elja juga menyoroti aspek-aspek perbaikan penyelenggaraan pertandingan. PSS Sleman juga meminta penjadwalan pertandingan malam ditiadakan sesuai dengan imbauan FIFA.
Melansir situs resmi PSS Sleman, berikut 6 pernyataan sikap klub atas tragedi di Stadion Kanjuruhan:
1. PSS Mendukung investigasi yang dilakukan oleh Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) dan terus mencari tersangka untuk bertanggung jawab terhadap tragedi Kanjuruhan. Dan kami menghormati keputusan yang akan diambil oleh pemerintah.
2. Melakukan koordinasi yang lebih baik dan intens dari operator Liga kepada Panpel, pihak keamanan, serta suporter untuk meningkatkan kualitas penyelenggaraan pertandingan terkhusus untuk mitigasi terhadap bencana apapun yang terjadi dan protokol kesehatan yang mumpuni ketika berada di stadion dan di luar stadion.
3. Meminta kepada seluruh suporter baik tuan rumah maupun tamu untuk menghargai keputusan Panpel terkait segala peraturan yang sudah dibuat.
4. Mendukung penuh keputusan peniadaan jam malam yang direkomendasikan oleh FIFA kepada pemerintah dengan jadwal terakhir ke depannya pada pukul 17.00 dan dilaksanakan di akhir pekan yaitu Sabtu dan Minggu.
5. Segera melakukan reformasi dan evaluasi sistem dan regulasi dalam kompetisi dan pertandingan sepakbola Indonesia serta kebijakannya agar bisa menyelenggarakan pertandingan dengan lebih baik ke depannya.
6. Mengajak semua klub untuk melakukan evaluasi dan perbaikan atas kondisi dan fasilitas di stadion masing masing demi menunjang pelaksanaan pertandingan yang aman dan nyaman.
(Hakiki Tertiari )