MEDIA Vietnam, Soha.vn, menyebut insiden di Stadion Kanjuruhan masuk kategori kerusuhan terburuk dalam sejarah sepakbola. Soha membuat daftar kerusuhan terparah yang pernah terjadi di pertandingan sepakbola.
Dalam artikel listicle yang mereka buat, terdapat tragedi memilukan kelar laga Arema FC vs Persebaya Surabaya. Sekadar diketahui, insiden tragis terjadi setelah Arema FC kalah 2-3 dari Persebaya Surabaya di pekan ke-11 Liga 1 2022-2023, Sabtu 1 Oktober 2022 malam WIB.

(Suasana panas kelar laga Arema FC vs Persebaya. (Foto: ANTARA)
Hasil itu membuat sekira 3.000 suporter Arema FC turun ke lapangan Stadion Kanjuruhan. Maksud suporter Arema FC turun ke lapangan karena ingin meminta penjelasan kepada pemain dan manajemen, kenapa performa Singo Edan di Liga 1 2022-2023 terus melorot.
Namun, aksi suporter itu malah berujung petaka. Tembakan gas air mata yang dilontarkan pihak keamanan membuat situasi menjadi panas.
Sebanyak 125 orang meninggal dunia akibat insiden di Stadion Kanjuruhan. Menurut catatan, jumlah korban ini merupakan yang terbanyak kedua dalam sejarah kerusuhan di pertandingan sepakbola.
Hanya ada satu insiden paling parah, yang mana terjadi di Peru saat Timnas Peru bertemu Argentina di Kualifikasi Piala Dunia 1966. Awalnya laga berlangsung sengit. Namun, semuanya berubah setelah wasit menganulir gol yang dibuat Peru.
Alhasil, fans Peru menggila dan memulai kerusuhan. Akibatnya, 318 orang meninggal dunia dan mengakibatkan 500 orang luka-luka.
(Sebanyak 318 orang meninggal dunia di Peru)
“Kerusuhan terburuk dalam sejarah sepakbola. Lebih dari 100 orang meninggal dunia setelah polisi menggunakan gas air mata,” tulis Soha dalam artikel yang mereka buat.
“Dalam pertandingan Liga Indonesia antara Arema FC dan Persebaya Surabaya, fans tuan rumah mencurahkan kemarahannya. Akibatnya, desak-desakan tak terhindarkan setelah kericuhan terjadi. Lebih dari 100 orang meninggal dunia, termasuk anak-anak,” tutup Soha.
(Ramdani Bur)