Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Target Juventus Bukan Lagi Juara Liga Italia

Bagas Abdiel , Jurnalis-Kamis, 22 Agustus 2019 |09:44 WIB
Target Juventus Bukan Lagi Juara Liga Italia
Juventus ingin lanjutkan dominasi di Liga Italia dan menjuarai Liga Champions. (Foto: @juventusfc)
A
A
A

DOMINASI Juventus di kompetisi domestik sudah tidak diragukan lagi. Musim lalu, klub berjuluk Bianconeri itu meraih gelar kedelapan secara berturut-turut di kompetisi Liga Italia. Musim ini, Juventus kembali difavoritkan meraih Scudetto yang akan menjadi kesembilan kalinya secara beruntun.

Akan tetapi, hanya berjaya di Liga Italia belumlah cukup bagi Juventus. Juventus masih memiliki pekerjaan ekstra untuk mengembalikan kejayaan mereka di Liga Champions. Setelah era Massimiliano Allegri berakhir pada akhir musim 2018-2019, kini Juventus memiliki wajah baru bersama pelatih anyar yakni Maurizio Sarri.

Tugas baru pun sudah dihadapkan pada Sarri yang didatangkan dari Chelsea. Selain mempertahankan dominasi di Italia, memenangkan trofi di Liga Champions akan menjadi pekerjaan baru bagi Sarri yang dikenal dengan gaya permainan berorientasi pada bola atau sering disebut Sarriball.

Gaya Permainan Juventus di Tangan Sarri

Maurizio Sarri

Keberadaan Sarri diprediksi akan membuat gaya Juventus tidak hanya tertuju untuk meraih kemenangan saja. Lebih dari itu, Sarri akan membawa Juventus lebih mendominasi, menguasai permainan, dan tampil menyerang.

Jika menilik ke belakang, Juventus jarang mendominasi bola di atas 50% kala berada di tangan Massimiliano Allegri, terutama saat menghadapi tim-tim besar. Sementara Sarri mempunyai gaya yang berbeda, ia selalu memiliki statistik untuk membawa timnya tampil dominan. Sebut saja seperti ia menangani Napoli yang penguasaan bolanya tidak pernah di bawah 60%.

Sarri dikenal sebagai pelatih dengan prinsip-prinsip yang kuat dan tujuan yang jelas. Ia tidak terlalu banyak mengubah formasi andalannnya hingga saat ini. Sejauh ini pun, ia dikenal sebagai pelatih yang sering menerapkan formasi 4-3-3.

BACA JUGA: Rivaldo Dukung Neymar Main Bareng Ronaldo di Juventus

Tim yang ditangani Sarri selalu fokus pada penguasaan bola dan permainan menyerang. Tentu saja hal ini bisa saja dilakukan, mengingat kualitas para pemain Juventus sangat memungkinkan untuk itu. Beruntung Sarri berada di Juventus yang memiliki kedalaman skuad terutama dalam penyerangan.

Memiliki banyak sumber daya dalam serangan, maka akan memudahkan bagi Sarri untuk menerapkan pola permainan tersebut. Selain itu, ia juga tak perlu kesulitan mencari para pemain bugar yang mumpuni untuk tampil di tiga kompetisi berbeda yakni Liga Italia, Coppa Italia, dan Liga Champions.

Musim lalu saja, Juventus tidak memiliki pemain depan yang bermain lebih dari 42 pertandingan. Kini memasuki musim baru, Juventus mengarungi 2019-2020 dengan banyak sumber daya menyerang untuk menangani musim yang panjang.

Kedalaman Skuad Juventus

Cristiano Ronaldo

Pada posisi menyerang ini, Cristiano Ronaldo masih bisa menjadi andalan setelah mencetak 28 gol di semua kompetisi musim lalu. Juventus juga memiliki Mario Mandzukic, Paulo Dybala dan Gonzalo Higuain yang bisa dimanfaatkan dalam strategi Sarri di tengah gosip transfer mereka pada musim panas ini. Selain itu, Juventus menawarkan pemain sayap berbakat seperti Douglas Costa, Federico Bernardeschi dan Juan Cuardado.

Secara rinci, Ronaldo menjadi asset berharga bagi Sarri dalam gaya permainannya itu. Dalam pertandingan besar, Ronaldo bisa dijadikan kunci, dan diharapkan memimpin timnya menuju kejayaan di Liga Champions dengan bantuan 10 pemain lainnya.

Sementara seorang gelandang serang sekelas Paulo Dybala bisa memiliki perannya secara luas pada posisi sayap kanan. Tetapi Dybala harus membuktikan dirinya pada Sarri. Bakatnya sendiri tidak bisa dipungkiri dan aset penting bagi Sarri. Jika Dybala dapat meyakinkan Sarri maka kita bisa melihat aksi terbaik La Joya –julukan Dybala– bersama Juventus.

Sementara itu, Costa menjadi nama yang difavoritkan untuk menempati posisi sayap kiri. Winger asal Brasil ini menunjukkan kemampuan yang mumpuni selama musim lalu, tetapi penggemar Juventus berharap ia tampil lebih konsisten. Ia pun bisa menjadi pemain yang bisa berkembang di bawah asuhan Sarri.

Kemudian di lini tengah Sarri dapat mengandalkan Miralem Pjanic. Ia bisa menjadi pemain yang tidak akan tergeser dari posisi starting XI. Sementara yang lain ada beberapa nama pemain dengan keterampilan berbeda. Pesaing utama untuk menjadi starter adalah Adrien Rabiot dan Aaron Ramsey yang merupakan dua pemain baru Juventus.

Selain itu ada Emre Can dan Rodrigo Bentancur yang dapat tampil optimal di lini tengah. Sementara itu, dua pemain senior Bianconeri yakni Sami Khedira dan Blaise Matuidi sedikit diragukan untuk bisa beradaptasi dengan gaya baru permainan Juventus di bawah asuhan Sarri.

Peran bek sayap bisa diisi oleh Danilo Luiz dan Alex Sandro. Cadangannya adalah Mattia De Sciglio yang bisa bermain sebagai bek kanan atau kiri, dan pemain muda Luca Pellegrini.

Sedangkan pada posisi bek tengah, nama pemain anyar Mattihjs de Ligt menjadi sangat favorit. Rekan duetnya pun bisa berkisar antara kapten Giorgio Chiellini dan Leonardo Bonucci. Bukan hanya pada tiga nama itu saja, tetapi barisan Juventus masih memiliki Merih Demiral dan anak didik Sarri di Napoli yakni Daniele Rugani. Sementara posisi kiper bisa ditempati Wojciech Szczesny yang akan bersaing dengan putra mereka yang sempat hilang yakni Gianluigi Buffon.

Adaptasi Barisan Pertahan Juventus dengan Gaya Sarri

Giorgio Chiellini

Meski begitu bukan tugas mudah bagi para pemain untuk bisa beradpatasi dengan gaya permainan Sarri. Hal ini sangat dialami, terutama barisan pertahanan. Salah satu pemain bertahan mereka yakni Daniele Rugani sempat mengatakan ia dan rekan-rekannya di belakang masih belum bisa memahami skema Sarri.

“Skema Sarri belum begitu bisa kami pahami. Tapi kami di jalur yang tepat. Skemanya membawa sedikit perubahan. Pelatih meminta kami bermain lebih ke depan dan lebih perhatian dalam membaca bola daripada fokus ke pemain yang membawanya,” ucap Rugani, mengutip dari Calciomercato.

Mereka harus berpikir karena Sarri memiliki prinsip kuat dalam menyerang, lalu bagaimana dalam metode pertahanan? Tentu kekompakan antara empat pemain bertahan sangat dituntut. Mereka harus bermain tinggi (berdiri dekat garis tengah lapangan) dengan bertujuan melakukan jebakan offside. Pertahanan Sarri adalah posisi murni. Mereka tidak peduli dengan striker, tetapi mereka memposisikan diri sesuai dengan di mana bola berada.

Jelas ini bukan tugas mudah, apalagi Sarri adalah pencinta tekanan tinggi. Namun, dengan hadirnya bek baru sekelas De Ligt bisa menjadi senjata. Kehadiran pemain berusia 19 tahun itu bisa menjadi wajah baru pertahanan Juventus yang selama ini diisi para pemain veteran.

Kekuatan De Ligt pun tidak perlu diagukan lagi. Ia memiliki kecepatan, kemampuan hebat dalam bola atas, dan dapat belajar untuk mengembangkan performanya. Dengan sistem dinamis Sarri, De Ligt diprediksi akan berkembang pesat dan bisa menjadi kunci untuk membawa Juventus berjaya di level Eropa musim ini.

Target Juara Liga Champions

Matthijs De Ligt merapat ke Juventus

Juventus terbilang sudah mampu memperkuat diri dengan baik pada musim ini. Hadirnya pemain-pemain baru yang mumpuni membuat Juventus sangat diprediksi kuat tampil moncer, terutama di Liga Champions. Musim ini, nama besar yang didatangkan Juventus adalah De Ligt.

Pemain berpaspor Belanda itu menyusul bintang lainnya, Cristiano Ronaldo, yang telah datang lebih dulu pada musim lalu. Kini dengan kehadiran dua amunisi di posisi depan dan belakang, membuat Juventus bisa melangkah jauh di Liga Champions setelah musim lalu tersingkir di perempatfinal.

Salah satu penggawa Juventus yakni Khedira pun menyatakan rasa optimisnya dengan kualitas yang dimiliki Juventus pada musim ini. Terutama dengan hadirnya Ronaldo dan De Ligt.

“Kami memiliki kualitas dan kuantitas yang luar biasa bagus dalam skuad. Saya belum pernah melihat ini. Kami tidak membeli Ronaldo atau De Ligt untuk terhenti di perempatfinal atau semifinal. Klub ini ingin menjadi juara Liga Champions,” ucap Khedira, mengutip dari La Gazzetta dello Sport.

Ya, bisa dikatakan skuad Juventus memang bertabur bintang. Lalu apakah musim ini akan benar-benar menjadi kejayaan Juventus? Meski Liga Italia tak boleh dilewatkan, tetapi level mereka saat ini bisa dikatakan fokus ke Liga Champions.

Akan tetapi, mereka harus tetap mewaspadai para rival-rivalnya di kompetisi domestik yang bisa saja menjegal dominasi mereka di Italia. Sebut saja Napoli, Inter Milan, AC Milan dan AS Roma yang harus diwaspadai Juventus dalam mempertahankan gelar mereka.

Prakiraan Starting Line-Up Juventus untuk musim 2019-2020

(4-3-3): Wojciech Szczesny; Danilo Luiz, Giorgio Chiellini, Matthijs de Ligt, Alex Sandro; Miralem Pjanic, Adrien Rabiot, Aaron Ramsey; Douglas Costa, Paulo Dybala, Cristiano Ronaldo.

Pelatih: Maurizio Sarri

Stadion: Allianz Stadium

Kapasitas Stadion: 41,507

(Ramdani Bur)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita bola lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement