KOTA MALANG - Meski Tengah sibuk mengarungi kompetisi Liga 1 2018, gelandang muda Persela Lamongan, Saddil Ramdani, yang merupakan pelajar kelas XII tetap mengikuti Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK). Saddil yang merupakan pemain kelahiran Sulawesi Tenggara ini tercatat sebagai salah satu pelajar kelas XII IPS 6 di SMAN 7 Kota Malang.
Sebagai persiapan menghadapi UNBK ini, ia mengaku sudah mempersiapkan segala hal, meski waktu belajar yang tergolong minim karena kesibukan sebagai pesepakbola.
(Baca juga: Komentar Bobotoh Soal Penampilan Debutan & Pemain Muda Persib)
"Sudah persiapan semuanya. Kata guru-guru suruh baca saja. Untuk pelajaran hari ini suruh baca saja. Belum tahu mapelnya (mata pelajaran) gimana," ungkap Saddil saat ditemui TIm Okezone sesaat sebelum masuk ruangan ujian, Senin (9/4/2018).
Saddil menambahkan sebelum UNBK, dirinya juga sudah menjalani Ujian Sekolah Berstandar Nasional (USBN) selama dua hari dengan menempuh dua Mapel.
"Mapel lainnya menyusul pada 23 April nanti. Baru 4 Mapel dari 13 mapel yang diujikan dalan USBN ini," terangnya tampak sedikit tegang.
Kesibukannya yang memaksa ia harus ikut USBN susulan. Pemain yang juga andalan timnas U-23 ini mengaku kesulitan membagi waktu antara sepakbola dan pendidikan.
"Sulitnya (ketika) ada laga penting bagi saya dan Persela, tapi juga ada ujian sekolah. Itu yang bikin saya bimbang dan pusing," bebernya.
Meski sempat bingung dan sibuk, dirinya menganggap semua sama - sama pentingnya tinggal bagaimana membagi waktu. Saddil juga berkomitmen untuk mementingkan pendidikan. Hal ini pun menurutnya juga didukung oleh pihak tim dan manajemen Persela.
"Manajemen dan pelatih support untuk selesaikan ujian. Kata pelatih itu penting. Mereka mengerti keadaan saya," jelas Saddil.
Ia juga mendapat dukungan dari keluarga, terutama sang ibu yang terus memberikan dukungan dan doa untuk terus menempuh pendidikan.
"Kata ibu saya, bagaimanapun harus selesaikan sekolah ketimbang olahraga," ungkapnya.
Pemain kelahiran 2 Januari ini juga mengucapkan terima kasih kepada guru-guru dan pihak sekolah yang telah membantunya di pendidikan.
"Terima kasih pada bapak-ibu guru sudah membantu selama tidak hadir ke sekolah. Saya senang bisa mendapat nilai, meski nilai pres," pungkasnya.
(Fetra Hariandja)