Kisah Del Piero dengan Gladiator Roma
SYDNEY – Legenda Italia, Alessandro del Piero turut mengucapkan selamat untuk prestasi mengagumkan yang belum lama ini diraih kompatriotnya, Francesco Totti. Sebagaimana diketahui, Totti baru saja menorehkan tinta emas sejarah dengan menyarangkan 300 gol.
Sedikit flashback, sang Gladiator menembus skuad inti AS Roma saat usianya menginjak 16 tahun atau ketika klub Ibu Kota Italia itu masih dinakhodai pelatih Vujadin Boskov, yakni musim 1993. Sementara gol perdana Totti baru tercipta musim 1994-1995, yakni ke gawang Foggia.
Sejak saat itu, nama Totti selalu menjadi pilihan utama. Dan perlahan, mantan bintang Timnas Italia tersebut menjelma menjadi andalan I Giallorossi hingga usianya yang kini menginjak angka 38 tahun.
Sayang, torehan mengagumkan ini tak dibarengi dengan kesuksesan yang diraih Roma. Bermain di Stadio Olimpico, pasukan Rudi Garcia hanya mampu bermain 2-2 dari lawannya, Sassuolo, Minggu 20 September 2015.
“Ciao Fra. Ini adalah moment istimewa untuk Anda dan saya bahagia bisa berkomunikasi dengan Anda melalui sambungan telepon, karena saat ini berjauhan. Saya mengingat banyaknya waktu yang kami habiskan bersama,” kenang Del Piero, seperti dilansir Goal, Selasa (22/9/2015).
“Kami bermain untuk dua tim yang berbeda, menjadi kapten, dan kemudian menyajikan sebuah rivalitas yang terus eksis hingga saat ini. Hal itulah yang kemudian membuat kami berdua tumbuh dengan perasaan saling menghargai dan menghormati,” sambungnya.
Del Piero dan Totti merupakan ikon untuk dua klub berbeda. Keduanya juga merupakan sosok loyal bagi Juventus dan Roma. Del Piero bahkan memutuskan tetap bertahan saat Si Nyonya Tua terdegradasi ke Serie B. Di saat bersamaan, tawaran menggiurkan dari klub-klub Eropa datang silih berganti.
Sementara di Timnas Italia, keduanya begitu akrab dan bahu-membahu mempersembahkan kemenangan. Puncaknya, Del Piero dan Totti turut mengantar Gli Azzurri merengkuh mahkota Piala Dunia 2006.
“Teriakan Anda setelah mencetak gol lewat penalti saat menghadapi Australia di Piala Dunia 2006, masih terekam jelas dalam pikiran saya. Kami berdua kemudian memenangi hal terbesa yang ada di dunia ini, Piala Dunia,” tuntasnya.
(Rintani Mundari)
