ROMA – Arrigo Sacchi tengah jadi sorotan tajam publik sepakbola Italia. Pasalnya legenda berusia 68 tahun itu diklaim rasis oleh beberapa pihak. Klaim itu tak lain lahir dari kritikannya yang menyinggung para pemain berkulit hitam.
Mantan pembesut AC Milan dan tim nasional Italia itu, sebelumnya melemparkan kritikan soal beberapa ajang sepakbola yunior. Sacchi menyatakan Italia kehilangan jati diri lantaran kompetisinya terlalu dipenuhi para legiun kulit legam.
Dituduh sebagai pribadi yang rasis, Sacchi jelas membantah. Memang kritikannya itu jelas menyebutkan soal banyaknya legiun asing yang tampil di Italia, tapi bukan berarti bermaksud rasis.
“(Kritik) saya disalahartikan. Anda pikir saya benar-benar rasis? Yang saya katakan adalah, saya melihat pertandingan di mana satu tim menampilkan empat pemain kulit berwarna,” ungkap Sacchi.
Maestro yang masuk Hall of Fame sepakbola Italia pada 2011 itu, membela diri bahwa dia bukan seorang rasis dengan catatan sejarahnya kala masih melatih.
Sacchi tak pernah punya masalah dengan para pemain kulit hitam – contohnya ketika dia merekrut Frank Rijkaard, seorang Belanda berdarah Suriname ketika membesut Rossoneri.
“Yang pasti saya bukan rasis. Catatan melatih saya mendemonstrasikan bantahan itu dengan perekrutan Rijkaard. Sejarah saya sudah berbicara banyak,” lanjutnya, seperti disadur Four Four Two, Rabu (18/2/2015).
“Saya selalu melatih banyak tim dengan para pemain hebat dari setiap warna kulit. Saya juga banyak merekrut (legiun kulit hitam), entah saat di Milan atau Real Madrid. Saya hanya ingin menggarisbawahi bawha Italia kehilangan kebanggaan nasional dan identitasnya,” tuntas Sacchi.
(Randy Wirayudha)