Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Kurang Kompak, Faktor Terbenamnya ISL All Star

Pidekso Gentur Satriaji , Jurnalis-Kamis, 07 Agustus 2014 |00:21 WIB
Kurang Kompak, Faktor Terbenamnya ISL All Star
Kurnia Meiga keluhkan kekompakan tim (Foto: Heru Haryono/Okezone)
A
A
A

JAKARTA – Kurang kompak, begitu kata pelatih Indonesia Super League (ISL) All Stars usai timnya di bantai Juventus dengan skor 1-8 di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, Rabu (7/8/2014).

Andrea Pirlo dkk mengawali serangkaian tur Asia dengan sempurna. Padahal, La Vecchia Signora tertinggal lebih dahulu lewat sepakan Srdan Lopicic di menit ketiga. Gol berawal dari sepakan pojok yang menimbulkan yang kemelut di depan gawang Juve.
 
Sayangnya, jumlah gol dari tim tuan rumah hanya berhenti di angka satu. Tragisnya, gawang ISL All Star justru diberondong delapan gol lewat Pirlo, Sebastian Giovinco, Simone Pepe, Kingsley Coman, Carlos Tevez, dan hattrick Fernando Llorente.

Kekalahan dengan margin angka jomplang memang bukan seperti yang diharapkan. Namun, pelatih Stephen Hanson mengaku timnya tampil jauh lebih inferior bukannya tanpa sebab.

"Tidak mudah karena baru bergabung dua hari. Siapapun pasti kalah melawan tim sebesar Juventus. Persiapan hanya sekali latihan. Kalau tiga atau empat hari mungkin lebih efektif," ujar Hanson seusai pertandingan.

Senada dengan sang pelatih, Kurnia Meiga juga mengakui kekompakan masih menjadi nilai minor dalam laga tadi. Lebih lanjut, kiper Arema Cronus itu menilai lebih baik bermain bersama tim nasional Indonesia.

"Lebih baik Timnas karena lebih sering main. Tapi, kita bisa menambah pengalaman dari pemain luar. Ini bukan kesalahan besar. Meskipun Juventus juga melakukan kesalahan, sayangnya ISL All Star juga tidak bisa mencetak gol," imbuh Meiga.

(Fetra Hariandja)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita bola lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement