WARGANET heboh lihat pemain naturalisasi anyar Timnas Malaysia Facundo Garces. Pasalnya, sang pemain sebelumnya memegang paspor Argentina dan diduga tidak punya darah keturunan Negeri Jiran!
Akun Instagram Timnas Malaysia @malaysia_nt mengunggah ucapan selamat datang untuk Garces. Pesepakbola berusia 25 tahun itu akan disiapkan untuk melawan Timnas Vietnam dalam lanjutan Kualifikasi Piala Asia 2027.
“Malaysia menyambut kehadiran Facundo Garces ke Tim Nasional. Garces, yang pernah beraksi di Liga Utama Argentina, baru saja mengakhiri musim bersama Deportivo Alaves di La Liga,” bunyi unggahan tersebut, dikutip Rabu (4/6/2025).
Kehadiran Garces di Timnas Malaysia mendapat sambutan hangat dari warganet Negeri Jiran. Mereka berlomba-lomba membanggakan latar belakang sang pemain yang pernah merumput di Liga Spanyol.
Akan tetapi, warganet di media sosial X justru bertanya-tanya mengenai darah keturunan Garces. Cukup banyak yang menduga asal-usulnya gaib lantaran tidak ada histori antara Argentina atau Amerika Latin dengan Malaysia seperti halnya Indonesia dan Belanda.
“Memangnya legal menambah banyak pemain tanpa latar belakang (darah keturunan) Malaysia? Saya ingat Timor Leste pernah dihukum (FIFA) beberapa tahun lalu,” cuit akun X @_LaCeleste_.
“Saya 100% yakin tidak ada satu pun pemain-pemain Argentina ini memiliki kakek-nenek orang Malaysia atau (darah keturunan) Malaysia. Mereka membeli pemain. Tentu FIFA akan menghukum mereka jika negara-negara Asia lain mengajukan protes,” sambung akun tersebut.
“Aneh sekali semakin banyak orang Argentina yang mengaku memiliki garis keturunan Malaysia yang jauh. Saya tidak tahu apakah mereka benar-benar memiliki garis keturunan itu atau hanya demi uang,” kata akun X @AlbertoDelrhino.
Sesuai aturan FIFA, seorang pemain bisa berpindah tim nasional dengan syarat yang ketat. Salah satunya adalah memiliki garis keturunan paling tidak hingga generasi ketiga atau kakek-nenek.
Di masa lalu, Malaysia jelas tak punya kedekatan histori dengan Argentina. Tidak heran bila aksi FA Malaysia menaturalisasi pemain-pemain dari Amerika Latin ini menuai kontroversi.
(Wikanto Arungbudoyo)
