INI alasan Jude Bellingham pilih nomor punggung 5 di Real Madrid. Bellingham mengatakan jika dia ingin memberikan penghormatan kepada legenda Real Madrid, Zinedine Zidane sekaligus idolanya yang sebelumnya mengenakan nomor tersebut di Los Blancos -julukan Real Madrid.
Sebagaimana diketahui, Real Madrid resmi menggaet Jude Bellingham dari Borussia Dortmund dengan nilai transfer 103 juta euro atau sekitar Rp1,67 triliun. Bellingham menandatangani kontrak berdurasi enam tahun bersama klub yang bermarkas di Santiago Bernabeu itu.
Bicara soal alasannya memilih nomor punggung 5 di Real Madrid, Bellingham menjelaskan jika dia tidak ingin meniru sang legenda Zinedine Zidane. Pemain berpaspor Inggris tersebut hanya ingin memberikan penghormatan kepada legenda Timnas Prancis itu.
"Saya sudah sering mengatakannya di sejumlah wawancara bahwa saya mengagumi Zinedine Zidane, warisan yang dia tinggalkan dengan nomor ini di Madrid -- Saya hanya ingin menjadi Jude, tetapi saya ingin memberikan penghormatan tentang betapa hebatnya dia," kata Bellingham mengutip dari ANTARA, Jumat (16/6/2023).
"Mungkin saya akan memperpanjang warisan nomor ini, dan bukan mencapai levelnya (Zidane)," lanjut Jude Bellingham.
Sejatinya, Jude Bellingham memiliki nomor favorit yakni 22. Akan tetapi, nomor tersebut sudah dikenakan Antonio Rudiger di Real Madrid sehingga pemain berusia 19 tahun itu memilih nomor punggung 5.
"Nomor 22 memiliki arti besar bagi saya dan dalam hati saya tetap nomor 22, tetapi dengan nomor 5 di belakang punggung saya," sambung Jude Bellingham.
Selain itu, Jude Bellingham mengatakan dia ingin mengambil ilmu sebanyak-banyaknya dari pemain Real Madrid, terkhusus Luka Modric dan Toni Kroos. Bahkan, dia memprediksi dua gelandang veteran itu akan merasa terganggu dengan kehadirannya di skuad Real Madrid.
"Ilmu yang akan saya dapat terutama dari dua gelandang senior, Modric dan Kroos akan sangat luar biasa," tambahnya.
"Saya akan terus berada di sekitar mereka, mencoba mencuri (ilmu) mereka. Mereka pasti akan terganggu dengan kehadiran saya,” pungkasnya.
(Dimas Khaidar)