AJANG Liga 1 2022-2023 masih ditangguhkan sampai saat ini usai terjadinya tragedi berdarah di Stadion Kanjuruhan, Malang, 1 Oktober 2022. Striker Bali United, Ilija Spasojevic, pun mengungkapkan kerinduannya berlaga di lapangan hijau.
Spasojevic menyampaikannya dalam unggahan teranyar di Instagram. Dia mengunggah fotonya tengah berselebrasi seusai mencetak gol ke gawang Dewa United pada pertandingan 10 September 2022.
"Ayo bermain sepakbola," demikian tulis Spaso menyertai unggahan fotonya tersebut, dikutip dari ANTARA, Senin (31/10/2022).
Sejak dimulainya Liga 1 2022-2023, Spaso -sapaan akrab Ilija Spasojevic- selalu tampil dalam 11 pertandingan Serdadu Tridatu. Dia pun sudah membukukan tujuh gol serta satu assist.
BACA JUGA: Hasil Survei Football Institute: Pencinta Sepakbola Tanah Air Tidak Puas dengan Kinerja PT LIB
Jika merujuk jadwal, top skorer Liga 1 2021-2022 itu seharusnya sudah bertarung bersama Bali United menghadapi empat tim tangguh. Ada Persita Tangerang (6 Oktober), Bhayangkara FC (15 Oktober), Madura United (22 Oktober), dan Borneo FC (29 Oktober).
Namun, pemain berjuluk Spasogol itu harus memendam kerinduannya sementara waktu. Sebab, belum ada kepastian waktu kompetisi Liga 1 2022-2023 bergulir kembali.
Imbas dari tragedi yang terjadi di Stadion Kanjuruhan, Malang, yang menelan 135 korban jiwa, Liga 1 disetop sementara hingga waktu yang belum ditentukan. Sejak awal Oktober, kompetisi sepakbola kasta tertinggi di Indonesia itu menghentikan seluruh aktivitasnya dan tidak terasa Liga 1 telah berhenti selama empat pekan.
Pasca-Tragedi Kanjuruhan, pemangku kepentingan sepakbola Indonesia telah melakukan diskusi dengan perwakilan FIFA dan AFC. Mereka juga berdiskusi dengan beberapa kementerian terkait di Jakarta, Kamis 13 Oktober 2022.
Dalam pertemuan itu, didapatkan tahapan-tahapan yang telah dibuat perihal kembali bergulirnya kembali Liga 1 2022-2023 diwacanakan akhir November 2022. Di sisi lain, PSSI juga tengah mempersiapkan gelaran kongres luas biasa (KLB) PSSI.
Langkah ini siap diambil usai banyak desakan dari berbagai pihak. Salah satunya datang dari Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) Tragedi Kanjuruhan.
(Djanti Virantika)
