Vinicius Junior Tanggapi Perlakuan Rasis yang Dialaminya karena Sering Menari

Cikal Bintang, Jurnalis
Sabtu 17 September 2022 08:27 WIB
Vinicius Junior tanggapi perlakuan rasis yang dialaminya (Foto: REUTERS)
Share :

VINICIUS Junior tanggapi perlakuan rasis yang dialaminya karena sering menari. Penyerang Real Madrid dan Timnas Brasil itu kerap menjadi korban rasisme di sepakbola.

Pemain berusia 22 tahun ini menjadi korban dari ketidaksukaan segelintir orang karena sering berselebrasi dengan cara menari. Itu kerap terjadi di lapangan namun belakangan mencuri perhatian lebih karena dilakukan oleh orang yang lebih berkuasa.

Ada perkataan berbau rasisme dari Presiden Asosiasi Agen Sepakbola, Pedro Bravo, terhadap Vinicius Junior. Ya, agen asal Spanyol tersebut mengatakan Vinicius menari seperti binatang. Belakangan, Bravo meminta maaf atas perkataannya itu.

"Jika Anda ingin menari samba, Anda pergi ke sambódromo, di sini (Spanyol) yang harus Anda lakukan adalah berhenti bertingkah seperti monyet,” ujar Bravo dikutip dari Daily Mail, Sabtu (17/9/2022).

Permasalahan rasis adalah problem serius dalam sepakbola. Meski sudah meminta maaf dan mengklarifikasi ucapannya, perkataan Bravo tentu saja menyakiti banyak pihak, tak terkecuali Vinicius sendiri.

Akhirnya, Vinicius angkat bicara soal kritik dan hinaan yang dialamatkan kepadanya. Dengan tegas, pemain kelahiran Sao Goncalo, Brasil tersebut menjelaskan mengenai alasannya menari dalam sebuah unggahan di akun pribadinya (@vinijr), Sabtu (17/9/2022).

"Selama warna kulit lebih penting daripada kecerahan mata, akan ada perang. Saya memiliki tato kalimat itu di tubuh saya. Saya memiliki pemikiran itu secara permanen di kepala saya. Itulah sikap dan filosofi yang saya coba terapkan dalam hidup saya,” buka Vinicius, dilansir dari Diario AS, Sabtu (17/9/2022).

“Mereka mengatakan bahwa kebahagiaan mengganggu. Kebahagiaan seorang Brasil kulit hitam yang menang di Eropa jauh lebih mengganggu. Tapi keinginan saya untuk menang, senyum saya dan kilau di mata saya jauh lebih besar dari itu. Anda bahkan tidak bisa membayangkannya. Saya adalah korban xenophobia dan rasisme dalam satu pernyataan. Tapi semua itu tidak dimulai kemarin,” sambung Vinicius Junior.

“Beberapa minggu yang lalu mereka mulai mengkriminalisasi tarian saya. Tarian yang bukan milik saya. Mereka milik Ronaldinho, Neymar, Paquetá, Griezmann, João Félix, Matheus Cunha... mereka milik seniman funk dan samba Brasil, penyanyi reggaeton, dan kulit hitam Amerika. Mereka adalah tarian untuk merayakan keragaman budaya dunia,” tambahnya.

“Terimalah, hormati. Saya tidak akan berhenti (menari),” tegasnya.

(Rivan Nasri Rachman)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Bola lainnya