SEBANYAK 5 pemain Timnas Indonesia yang kariernya mati muda akan dibahas oleh tim OKEZONE. Sepakbola merupakan olahraga yang cukup menjanjikan, jika ditekuni dengan baik.
Hal itu terbukti dari banyaknya pesepakbola yang sukses, baik secara finansial maupun karier. Bahkan, seorang pesepakbola terpilih, bisa turut membela negara dan tergabung dalam sebuah Tim Nasional.
Termasuk di Indonesia, seorang pesepakbola yang bisa masuk Timnas, merupakan sebuah pencapaian yang baik. Akan tetapi, jika tidak bisa konsisten atau fokus, bisa jadi seorang pesepakbola harus tersingkir dari persaingan.
Dampak buruknya, si pemain sepakbola tak dipanggil lagi ke Timnas dan tidak memiliki karier yang jelas. Lantas siapa saja pemain Timnas Indonesia yang kesulitan kariernya dan berakhir cepat?
Berikut nasib 5 pemain Timnas Indonesia yang kariernya mati muda:
5. Maldini Pali
Maldini Pali jadi salah satu nama yang banyak diperbincangkan pada delapan tahun silam. Pasalnya, Maldini Pali kerap memenuhi panggilan Indra Sjafri untuk bermain di Timnas Indonesia U-19.
Bahkan, Maldini Pali sendiri sempat membawa Timnas Indonesia lolos ke Piala Asia U-19 2014. Sayangnya karier Maldini Pali terus redup ketika memasuki tahun 2017.
Saat itu ia sempat membela PSM Makassar di awal tahun 2017. Namun, belum lama di PSM Makassar, ia hengkang ke Sriwijaya FC. Di sana karier Maldini Pali mulai meredup dan terlupakan dari skuad Timnas Indonesia.
Bahkan, saat ini ia tercatat bermain di Liga 2 bersama Kalteng Putra. Ia pun hijrah ke Kalteng Putra setelah dilego oleh Bhayangkara FC pada 2019.
4. Muchlis Hadi Ning Syaifulloh
Berikutnya ada Muchlis Hadi Ning Syaifulloh, pemain berusia 25 tahun, yang kini tak diketahui di mana rimbanya. Padahal, Muchlis Hadi merupakan juru gedor Timnas Indonesia U-19 era Indra Sjafri.
Kecepatan dan penyelesaian akhirnya jadi kelebihan pemain satu ini. Sejatinya Muchlis Hadi sempat membela sejumlah klub papan atas Tanah Air.
Di antaranya PSM Makassar, Semen Padang, Bhayangkara FC hingga Persib Bandung. Bahkan, bersama Bhayangkara FC ia sempat mencicipi gelar juara Liga 1 2016-2017.
Namun, namanya terus redup, hingga tidak diketahui nasibnya saat ini. Terakhir, Muchlis Hadi bermain untuk Persib Bandung. Tapi, pada 1 Januari 2020 ia dilepas dari Persib Bandung dan tidak punya klub lagi.
3. Fachri Firmansyah
Meski harus melepas karier sepakbolanya, nasib lain menyelimuti Fachri Firmansyah. Pria 26 tahun ini justru diketahui bisa meniti karier sebagai seorang prajurit TNI.
Namun, di balik itu semua, Fachri Firmansyah pernah menjalani asam manisnya kehdupan. Fachri Firmansyah sempat lolos seleksi Timnas Indonesia U-21, yang tampil di turnamen Cotif di Valencia, Spanyol pada 2014.
Sayangnya ketika tampil di ajang tersebut, Fachri mengalami cedera Anterior Cruciate Ligament (ACL). Ia sempat frustasi karena harus menggantung sepatu sejak usia dini dan menjalani hidup sebagai kuli panggul hingga satpam.
Akan tetapi, nasib mujur menghampiri dirinya. Ia diterima sebagai prajurit TNI sejak November 2017.
2. Irvin Museng
Di urutan kedua, ada nama Irvin Museng. Ya, nama Irvin Museng sendiri mencuat pada 2005. Ketika itu ia mengikuti turnamen kelompok usia 12 tahun.
Performanya mencuat lantaran tampil sangat baik. Bahkan, Ia sempat mencetak 10 gol untuk Timnas Indonesia muda di kompetisi tersebut.
Selain itu, Irvin Museng pun pernah bermain untuk PSM Makassar dan Pro Duta FC. Akan tetapi, cedera membuatnya pensiun dini pada 2013 silam. Kendati demikian, nasib mujur melekat padanya.
Setelah gantung sepatu, kini Irvin Museng fokus membangun karier barunya. Ia diketahui, diketahui sibuk menjadi seorang pebisnis.
1. Dedek Hendri
Di urutan pertama ada Dedek Hendri, eks pesepakbola yang sudah cinta dengan sepakbola sejak kecil. Beranjak remaja, ia pun mulai mengikuti sepakbola profesional. Ketika di bangku SMP ia mendaftarkan menjadi pemain klub sepakbola kabupaten.
Kariernya tampak melesat. Bahkan ia sempat dipanggil Timnas Indonesia U-18 bersama Ahmad Bustomi dkk. Akan tetapi, karena tidak konsisten ia pun terjerumus ke lembah hitam.
Karier eks pesepakbola kelahiran Kampar pada 10 Desember 1994 itu hancur ketika mengetahui orang tuanya bercerai. Mulai dari situ ia hidup tidak terarah. Bahkan, pada 2016, Dedek pun ditangkap karena melakukan aksi begal bersejata api.
(Hakiki Tertiari )