KUALA LUMPUR – Mantan pelatih Tim Nasional (Timnas) Malaysia U-23, Satiananthanan, merasa Harimau Malaya -julukan Timnas Malaysia- perlu menjadikan Timnas Indonesia sebagai acuan. Utamanya, Timnas Malaysia perlu mengikuti jejak Indonesia dalam pengembangan pemain asing dan lokal.
Satiananthanan mengkritik keras banyaknya pemain asing di klub lokal Malaysia. Sebab, hal ini membuat pemain lokal sulit berkembang sebelum masuk Timnas Malaysia.
Meski begitu, Satiananthanan sebenarnya tidak terlalu mempermasalahkan hal tersebut. Menurutnya, kehadiran para pemain asing justru seharusnya bisa lebih memotivasi para pemain lokal, bukan sebaliknya.
Namun, menurut Satiananthanan, kondisi yang terjadi di Malaysia tak seperti yang diharapkan. Kehadiran para pemain asing justru berpengaruh pada performa Harimau Malaya di kancah internasional.
Karena itu, Satiananthanan meminta Malaysia untuk meniru Indonesia dan Thailand dalam pengembangan pemain asing di kompetisi lokalnya. Menurutnya, hal itu bisa berpengaruh pada prestasi Timnas Malaysia di kancah internasional.
“Lihat saja liga-liga di Thailand dan Indonesia. Meski liga-liga mereka banyak pemain asing, mereka tetap finis sebagai juara dan runner-up Piala AFF tahun lalu,” kata Satiananthanan, dilansir dari New Straits Times, Kamis (3/2/2022).
“Mari kita bicara tentang penyerang. Kami (Malaysia) memiliki beberapa striker lokal berkualitas seperti Luqman Hakim Shamsudin (dari KV Kortrijk). Mereka harus mencoba dan meningkatkan diri,” tambahnya.
Selain Indonesia dan Thailand, Satiananthanan juga mengatakan bahwa Malaysia bisa meniru Liga Korea Selatan dan Jepang. Menurutnya, dua negara itu juga bisa menjadi acuan Malaysia untuk mencapai level sepakbola yang lebih baik.
"Di liga Jepang dan Korea, sebagian besar pemain lokal memulai pertandingan, sementara pemain asing masuk sebagai pemain pengganti,” lanjutnya.
"Jepang dan Korea bekerja keras untuk mencapai level tertentu. Para pemain kami harus bekerja lebih keras, dan itu adalah sesuatu yang tidak bisa dihindari semua orang dalam sepakbola modern,” tambahnya.
"Kita harus berhenti mengatakan bahwa pemain lokal tidak diberi kesempatan untuk bermain sepakbola reguler. Menghentikan pemain asing bermain di liga tidak akan membantu kompetisi,” pungkasnya.
(Djanti Virantika)