Negara Lain Semakin di Depan, Indonesia Malah Tertinggal

, Jurnalis
Jum'at 28 November 2014 16:14 WIB
Duo bek timnas, Ahmad Jufriyanto dan M Roby tertunduk lesu ketika gawang Garuda senior dibobol empat gol oleh Filipina. (Foto: Antara/Prasetyo Utomo)
Share :

JAKARTA - AFF Cup 2014 menjadi bukti sahih kalau Indonesia bukan lagi kekuatan menakutkan atau tim yang patut diunggulkan di Asia Tenggara. Indonesia yang memiliki penduduk hampir 250 juta dan tersebar di 17 ribu pulau bisa dibantai 0-4 oleh Filipina, notebene merupakan negara yang lebih kecil. Bukan cuma Filipina yang terbukti semakin mengancam eksistensi Timnas Garuda di peta kekuatan sepakbola Asia Tenggara, ada juga Vietnam, Myanmar, Laos sampai Timor Leste, negara yang dulu bagian dari Indonesia. Jika negara lain semakin di depan, Indonesia malah tambah tertinggal.

Betul, negara luas dan katanya bangsa berbudaya ini semakin tertinggal dalam hal manajemen prestasi sepakbola, dan olahraga secara umum. Indonesia sampai akhir 2014 ini tidak memiliki sistem dan kurikulum pembinaan pemain muda yang modern. Pengelolaan kompetisi pun masih amburadul. Padahal pembinaan dan kompetisi berjenjang adalah kunci utama menuju prestasi sepakbola. Bukan menunjuk dan memecat pelatih kepala timnas seenaknya. Atau mengejar prestasi dengan cara-cara instan, mengirim puluhan pemain dan pelatih berlatih berbulan-bulan di luar negeri.

Filipina, Vietnam, Laos, Myanmar dan Timor Leste semakin menunjukan kemajuan signifikan di sepakbola Asia Tenggara karena mereka peduli dengan pembinaan pemain muda. Mereka mencari, merekrut, mendidik dan membiasakan anak-anak kecilnya berlatih dengan pola yang benar dan modern, serta bertanding di kompetisi usia muda yang sehat, tanpa ada intimidasi atau kecurangan.

Kompetisi sepakbola di negara mereka mungkin tidak sebesar dan seglamor Indonesian Super League. Tapi buktinya mereka bisa memiliki pemain timnas yang berbakat dan bermental atlet profesional. Buat apa juga punya kompetisi yang katanya mewah dan ditonton ribuan orang kalau tidak menghasilkan produk pemain yang bermutu internasional?

Pembinaan dan kompetisi yang modern sudah dilakukan Thailand dan Malaysia sejak 15 tahun lalu. Hasilnya bisa dilihat bagaimana kekuatan sepakbola Malaysia dan Thailand saat ini. Bisa saja dalam lima tahun ke depan, mereka bersama Vietnam semakin unjuk gigi di sepakbola Asia.

Indonesia, melalui PSSI yang didukung pemerintah serta DPR, seharusnya sudah mulai bekerja memperbaiki sistem pembinaan atlet muda dan perbaikan manajemen kompetisi. Konsep yang sudah jadi atau ideal bisa dicontek dari negara-negara yang sudah membuktikannya dengan prestasi. Jika pembinaan sepakbola, Indonesia bisa meniru apa yang telah dilakukan Jepang, Korea Selatan, Spanyol atau Jerman. Sedangkan olahraga secara umum bisa mengadopsi apa yang sudah dilakukan oleh China atau Australia. Jika pemerintah tidak memiliki dana yang besar, maka bisa mengoptimalkan pihak swasta dengan mengandalkan program Corporate Social Responsibility (CSR). Asal pengurus olahraga dan pemerintah bisa mempertanggung jawabkan kepercayaan pihak swasta tersebut.

Kalau PSSI tidak segera memperbaiki sepakbola Indonesia, maka di AFF Cup 2016 nanti, bisa saja Timor Leste atau Brunei Darussalam yang gantian menggulung Timnas. Semoga PSSI serius dan jujur memperbaiki kualitas sepakbola Indonesia, dengan memperbaiki diri mereka dulu.

(Fajar Anugrah Putra)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Bola lainnya