JAKARTA – Ketua Umum (Ketum) PSSI, Erick Thohir akhirnya buka suara mengenai masalah masih ada klub Liga 1 yang menunggak gaji pemain. Menanggapi hal tersebut, Erick Thohir mengecam klub-klub tesebut dan meminta PT Liga Indonesia Baru (PT LIB) untuk menyelesaikan permasalahan tersebut.
Menjelang musim Liga 1 2024-2025 berakhir, ada dugaan beberapa klub yang menunggak gaji pemain. Hal itu terungkap setelah ada banyak pemain yang berbicara tentang masalah ini.
Erick mengatakan masalah tunggakan gaji pemain harus segera dibereskan. Namun, sebagai bagian dari PSSI, Erick hanya bisa mendorong PT LIB untuk segera membuktikan dugaan ini tanpa mengintervensi.
Erick Thohir mengatakan, tindakan tegas harus diambil oleh PT LIB untuk menjaga integritas dan profesionalisme klub. Selain denda, Erick mengungkapkan PT LIB bisa saja menerapkan hukuman pengurangan poin bila ada klub yang melanggar aturan.
"Kita mengecam untuk klub-klub yang tidak membayar gaji. Kita mendorong LIB bertindak keras karena sudah ada kesepakatan antara PSSI dengan liga untuk menegakkan club licensing. Dan, janjinya liga kepada kami, selain ada denda, untuk tahun depan ada pengurangan poin, untuk tahun depan," kata Erick kepada awak media di Ciputat, Rabu (7/5/2025).
"Jadi, kita hanya bisa mendorong karena LIB ini berdiri cukup independen. Kita tidak bisa mengintervensi, kita duduk bersama-sama untuk mencari solusi," tambahnya.
Terlepas dari itu, Erick mengapresiasi kinerja PT LIB pada musim ini meski masih banyak catatan kekurangan. Eks pemilik Inter Milan itu berharap, kritik dan saran dari publik maupun PSSI bisa membantu penyempurnaan Liga Indonesia di masa mendatang.
"Saya mengapresiasi perubahan yang terjadi di liga. Tetapi, tentu banyak catatan dari PSSI untuk liga yang harus ditingkatkan. Saya juga yakini kalau ada tuduhan-tuduhan, misalnya ini ada match-fixing, tidak apa-apa, kita buktikan. Saya juga tidak menutup mata. Dan, saya tidak pernah pandang bulu," sambung Erick.
"Kemarin Nusantara United punya keponakan saya degradasi ke Liga 3. Punya Exco (Komite Eksekutif) juga, Arya Sinulingga, enggak ada. Tetapi gini, jangan semua menciptakan asumsi, gitu. Tapi, terbukti, kita sama-sama. Kalau saling tuduh, sulit. Gol bunuh diri bisa saja," lanjutnya.
"Tadi menembak (bola) tidak ada kipernya tahunya tidak masuk, disangka disengaja, bisa saja. Yang terpenting kita membangun sepakbola kita dengan fakta. Kalau memang ada itu, kita tindak," pungkas Erick.
(Rivan Nasri Rachman)