KEMENTERIAN Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) Palestina kecam FIFA usai batalkan Indonesia jadi tuan rumah Piala Dunia U-20 2023. Kemenpora Palestina itu menyesalkan keputusan FIFA yang telah menerapkan standar ganda dalam kasus Indonesia dan Rusia.
Menurut laporan dari WAFA, Dewan Tinggi Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) Palestina pada Kamis, 30 Maret 2023 kemarin menyatakan penyesalannya atas keputusan FIFA yang mencabut hak Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 tahun ini. Bahkan, Kemenpora Palestina itu mengecam FIFA lantaran telah menerima standar ganda.
"Meskipun kami yakin olahraga dan politik perlu dipisahkan, sulit untuk menutup mata terhadap tuntutan nasional karena ini meniadakan demokrasi," bunyi pernyataan Kemenpora Palestina dalam pernyataan pers, mengutip dari WAFA.
"(Tapi) Orang-orang Palestina menderita kematian dan kehancuran di tangan pendudukan yang diberdayakan oleh pemerintah sayap kanan paling ekstremis, rasis, dalam sejarah modern singkat Israel," lanjut pernyataan Kemenpora Palestina.
"Sedih melihat standar ganda yang diterapkan oleh dunia yang beradab dalam menanggapi skenario serupa ketika dilakukan oleh aktor yang berbeda," tambah pernyataan tersebut.
Perlu diketahui, FIFA telah menghukum dan melarang Rusia di Piala Dunia 2022 lalu setelah melakukan invasi ke Ukraina. Namun, FIFA justru tidak pernah menghukum Israel meski terus menyerang Palestina secara brutal.
Bahkan terbaru, tentara Israel menyerang final Piala Liga Palestina yang mempertemukan Jabal Al Mukaber dan Balata FC di Stadion Faisal Al Husseini, Palestina, pada Kamis 30 Maret 2023 malam WIB. Dalam insiden itu, banyak pemain maupun penonton yang terluka akibat tembakan gas air mata.
Namun kenyataannya, Timnas Israel masih bisa berkompetisi di dunia internasional, termasuk Piala Dunia U-20 2023 yang batal digelar di Indonesia. Sebab itu, Kemenpora Palestina mengecam sikap FIFA yang telah menerapkan standar ganda.
"Sementara mengambil keputusan sepersekian detik untuk melarang Rusia dari kompetisi internasional atas invasi ke Ukraina, baik IOS dan FIFA telah menahan diri selama beberapa dekade untuk mengambil tindakan kecil terhadap Israel karena pendudukan ilegal Palestina, pelanggaran berkelanjutan terhadap hak asasi manusia. , rasisme, segregasi, dan penghancuran sistematis infrastruktur Palestina," kata pernyataan Kemenpora Palestina itu.
"Sebaliknya, FIFA memutuskan untuk menghukum mereka yang mendukung para korban, daripada menghukum para pelaku."
Sehingga, Kemenpora Palestina mendesak FIFA untuk menggunakan standar yang sama dalam urusan sepak bola internasional. Termasuk menerapkannya terhadap Israel.
"Indonesia tidak akan berada dalam situasi ini seandainya FIFA menegakkan peraturannya dalam kasus Israel seperti yang terjadi di Rusia. Kami menyesal bahwa hal ini menyebabkan Indonesia berhak menjadi tuan rumah, tetapi yakinkan setiap pendukung tujuan kami yang adil bahwa lebih banyak negara akan segera hadir. Mengikuti jejak Indonesia. Apartheid perlu dilawan," tutup pernyataan Kemenpora Palestina.
(Dimas Khaidar)