SADIO Mane berhasil mengukir karier yang gemilang sebagai pesepakbola saat ini. Ketangguhannya diakui lewat beragam penghargaan individu. Teranyar, Mane berhasil menyabet penghargaan Pemain Terbaik Afrika 2019. Ia mengalahkan sederet pemain top di Benua Hitam itu, seperti Mohamed Salah hingga Riyad Mahrez.
Tapi, di balik kesuksesan yang berhasil dicapainya saat ini, Mane harus melewati masa-masa sulit. Ia bahkan sempat diremehkan atau dipandang sebelah mata oleh beberapa orang di negaranya. Hal itu tepatnya terjadi kala Mane berusaha menjalani pendidikan di salah satu akademi sepakbola yang terletak di Ibu Kota Senegal, yakni Dakar.

Karier Mane sebagai pesepakbola profesional memang dimulai dengan bergabung ke salah satu akademi sepakbola di Dakar, yakni Generation Foot. Untuk bisa berada di sana, pemain kelahiran Sedhiou, Senegal, pada 10 April 1992 itu tentu saja harus melalui jalan yang tak mudah.
Mane diketahui harus berusaha keras membujuk kedua orangtuanya agar membolehkannya menempuh pendidikan sepakbola. Sebab, ayah dan ibunya diketahui awalnya tak memberi restu kepada sang anak. Setelah restu akhirnya berhasil dikantongi, rintangan Mane untuk mewujudkan mimpi menjadi pesepakbola pun tak berhenti.