Cristiano Ronaldo Terbiasa Hidup di Bawah Tekanan
TURIN – Pesepakbola bintang milik Juventus, Cristiano Ronaldo, mengaku terbiasa hidup di bawah tekanan. Menurut Ronaldo, tekanan atau kritikan yang mengarah kepada dirinya dijadikan motivasi untuk semakin mengembangkan diri.
Tekanan sudah menimpa Ronaldo sejak kecil, tidak lama setelah bergabung di tim junior Sporting Lisbon. Karena memiliki logat berbicara yang berbeda ketimbang anak-anak lainnya, Ronaldo kerap diejek.
Bahkan akibat itu, Ronaldo sempat meminta kepada sang ibunda untuk menjemputnya dan membawanya pulang ke Madeira. Akan tetapi, karena memilki tekad kuat untuk menjadi pesepakbola dunia, Ronaldo mengesampingkan hal-hal buruk yang menimpa dirinya.
BACA JUGA: Cristiano Ronaldo Buka Peluang Jadi Pelatih
Pada akhirnya Ronaldo tumbuh menjadi pemain kelas dunia. Setelah membela tim senior Sporting Lisbon pada 2002-2003, Ronaldo berseragam klub-klub top Eropa seperti Manchester United, Real Madrid hingga kini berseragam Juventus.
Bahkan saat diboyong Madrid dari Man United pada musim panas 2009, Ronaldo menyandang status pemain termahal dunia setelah diboyong seharga 94 juta euro. Harga tinggi yang dikeluarkan Madrid pun dibayar tuntas oleh Ronaldo lewat raihan 15 trofi selama sembilan musim (2009-2018) berkarier di Santiago Bernabeu.
“Saya selalu menjadi diri saya sendiri, bahkan ketika saya berganti tim. Saya pekerja keras dan selalu berupaya meningkatkan kemampuan saya. Saya terbiasa hidup berada di bawah tekanan. Pertama, saya mengalaminya di Manchester United ketika memenangi trofi Ballon dOr pertama saya, kemudian hingga akhirnya saya menjadi pemain termahal dunia ketika didatangkan Real Madrid,” kata Ronaldo mengutip dari Calciomercato, Jumat (3/5/2019).
(Ramdani Bur)
