NYON - Michel Platini tidak menyangsikan kapasitas Jose Mourinho sebagai pelatih jempolan. Namun, Presiden UEFA ini tetap membela keputusan organisasi yang dipimpinnya, menghukum entrenador Real Madrid tersebut karena komentar pedasnya.
Kekalahan 0-2 El Real atas rival abadinya Barcelona di leg pertama semifinal Liga Champions di Bernebeu, 28 April lalu, menjadi pemicu kemarahan Mourinho yang diusir dari sisi lapangan karena mengumpat. Usai pertandingan yang juga diwarnai kartu merah untuk bek Madrid, Pepe ini, Mourinho pun mengeluarkan komentar pedas yang intinya menyangsikan sikap netral wasit Wolfgang Stark dalam laga tersebut.
Dalam sesi konferensi pers, pelatih berjuluk The Special One mencurigai wasit dengan sengaja memberi bantuan kepada Barca. Lebih jauh, dia juga menilai keberhasilan Barca memenangi trofi Liga Champions musim 2008/2009 didapat dengan cara kotor, karena kemenangan Blaugrana atas Chelsea -yang saat itu dipimpin Guus Hiddink - di semifinal juga didapat atas bantuan wasit.
Atas komentar pedasnya tersebut, komdis (komisi disiplin) UEFA pun mengambil tindakan tegas dengan menghukumnya dengan larang mendampingi El Real di lima pertandingan yang dibawahi UEFA. Tak puas dengan hukuman tersebut, kubu Madrid pun mengajukan banding.
Menyikapi problematika ini, Platini mengaku cukup prihatin dengan hukuman yang diterima Mou. Namun, mantan kapten timnas Prancis ini mendukung keputusan tersebut karena pada prinsipnya Mourinho memang bersalah.
“Saya menyukai dia. Saya suka dia, sebagai seorang manusia dan juga karakternya sebagai pelatih. Tapi, semua itu tidak berarti komisi disiplin tidak bisa menyentuhnya. Kami tidak pernah berkompromi soal ini,” tegas Platini sebagaimana dikutip Soccernet, Jumat (1/7/2011).
“Dia mengatakan sesuatu yang konyol dan itulah mengapa komdis memutuskan memberinya sanksi,” lanjut Platini.
“Dia telah menggunakan haknya untuk melakukan banding, dan kita lihat saja apa yang terjadi nanti,” imbuhnya enggan mengomentari soal hasil banding yang akan diumumkan 29 Juli nanti.
“Saat saya bermain, ada satu wasit yang punya hubungan sangat baik dengan saya. Akan tetapi, tetap saja saya mendapatkan kartu kuning.. dan ayah saya pasti akan menampar saya jika saya melakukan hal buruk saat kecil, tapi itu juga karena dia mencintai saya,” pungkasnya seraya meminta Mou untuk legowo menerima keputusan tersebut.
Terakhir, dia juga membantah tudingan bahwa dirinya memiliki andil dibalik keputusan komdis. “Komdis merupakan organisasi yang independent dan Presiden UEFA tidak ada urusannya dengan itu. UEFA dalam hal ini netral, tegas dan menghormati siapapun. Wasit tidak memberikan keuntungan untuk Barca, melebihi Real Madrid, atau Juventus atau pun AC Milan,” tutupnya.
(Achmad Firdaus)