JAKARTA – Tim nasional (timnas) U-23 Indonesia untuk SEA Games (SEAG) 2011 terus mengalami normalisasi kondisi. Kepastian sistem penggajian pemain anggota skuad muda Merah Putih sudah diketahui, termasuk solusi bagi pemain yang dikucilkan.
Tarik ulur kepentingan timnas U-23 SEAG 2011 mendapatkan titik terang pascapembekuan PSSI oleh pemerintah via menpora. Skuad muda Merah Putih sudah mendapatkan kepastian sistem penggajian pemain.
Follow Berita Okezone di Google News
Honor 20 pemain yang menjalani training camp (TC) jangka panjang tetap didasarkan atas standar pemain profesional. Artinya, Yongki ARibowo dkk tetap digaji sesuai dengan kontraknya di klub masing-masing. Rata-rata amunisi timnas U-23 mendapatkan gaji Rp25 sampai Rp30 juta per bulan.
Sebelumnya status penggajian pemain menjadi polemik. Satuan Pelaksana (Satlak) Program Indonesia Emas (PRIMA) hanya bersedia memberikan gaji pemain Rp3,5 juta per bulan. Skuad muda Merah Putih belum memberikan prestasi sehingga masuk grade madya.
Sebenarnya bila pemain memiliki prestasi bersama timnas, mereka berada pada grade utama dengan honor Rp5 juta per bulan. Satlak PRIMA sebelumnya ditunjuk pemerintah untuk membantu pelaksanaan TC usai pembekuan PSSI. Mereka bertanggung jawab atas suplai dana dari pemerintah bagi timnas.
”Kami sudah bertemu dengan KONI beberapa hari lalu. Pertemuan berjalan baik. Kami sudah membahas bersama, teknis pelaksanaan TC timnas untuk SEAG. Kami akan bersama-sama mencari dana untuk timnas. Gaji pemain tetap sesuai standar rata-rata profesional yang direncanakan,” ungkap Wakil Bidang Teknis BTN Iman Arif.
Mengacu regulasi, gaji pemain dihitung menurut nilai kontrak dikurangi 30% down payment. Gaji pemain per bulan dihitung dari nilai kontrak 70% tersebut, lalu dibagi 12. Untuk menggelar persiapan SEAG, skuad muda Merah Putih membutuhkan anggaran Rp15 miliar.
Proposal anggaran tersebut sebelumnya sudah mendapat persetujuan pengurus PSSI sekarang. Apalagi, PSSI surplus dana hingga Rp8 miliar usai Piala AFF 2010. Pasukan muda Merah Putih sebelumnya juga dijanjikan subsidi APBN senilai Rp50 miliar.
Satlak PRIMA juga mengklaim sudah menerima aliran dana pemerintah Rp50 miliar dari Rp400 miliar setahun. Namun, dana itu harus dibagi 43 cabor. ”Semua kebutuhan TC timnas pada dasarnya sudah terpenuhi. Kami lebih mengedepankan kepentingan timnas karena membawa nama bangsa. Jadi, saat ini sudah tidak ada masalah termasuk masalah pemain,” lanjutnya.
(msy)